Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Tren

Tren Polyworking ala Gen Z Picu Tantangan Baru di Dunia Siber

Ilustrasi kerja di weekend. (Pexels/Vlada Karpovich)

TopCareer.id – Tren polyworking atau punya beberapa pekerjaan sekaligus yang sedang populer di kalangan Gen Z, ternyata membawa tantangan baru di bidang keamanan siber.

Istilah polyworking yang tren di kalangan Gen Z ini merujuk pada kebiasaan menggabungkan berbagai sumber penghasilan seperti kerja penuh waktu, paruh waktu, freelance, hingga proyek hobi.

Menurut survei publik, hampir setengah (48 persen) Gen Z sudah menjalani pekerjaan sampingan, angka tertinggi dibanding generasi lainnya.

Namun, perusahaan keamanan siber Kaspersky mengingatkan bahwa tren ini bisa membawa risiko keamanan siber baru.

Semakin banyak pekerjaan yang dijalani, semakin besar pula kemungkinan seseorang terkena serangan siber, baik sebagai individu maupun bagian dari jaringan kerja perusahaan.

Selama periode kuartal II 2024 hingga kuartal I 2025, Kaspersky mencatat lebih dari 6 juta serangan yang menyamar sebagai alat kerja, serta penipuan berkedok lowongan kerja palsu di platform seperti Indeed dan Glassdoor.

Baca Juga: Serangan Siber Menyasar Smartphone Naik di Awal 2025

Dikutip dari siaran pers, Rabu (6/8/2025), memiliki beberapa pekerjaan juga membuat Gen Z harus menggunakan banyak aplikasi dan akun digital, bahkan seringkali beroperasi secara bersamaan.

Beberapa di antaranya seperti Microsoft Teams dan Outlook, hingga Slack atau Zoom.

“Meskipun platform-platform ini dirancang untuk menyederhanakan kolaborasi, platform-platform ini juga secara dramatis memperluas permukaan serangan,” tulis Kaspersky.

Menurut mereka, penjahat siber bisa memanfaatkan kondisi ini.

Mereka bisa meluncurkan email phishing melalui akun bisnis yang disusupi, menyematkan malware dalam undangan kalender palsu, atau mengirim link berbahaya melalui aplikasi chatting yang disamarkan sebagai pesan dari rekan kerja.

Baca Juga: Cara Terbaik Bekerja dengan Atasan Lebih Muda

Semakin banyak alat yang digunakan, semakin sulit untuk memverifikasi setiap interaksi, sehingga menciptakan kondisi sempurna untuk rekayasa sosial dan pelanggaran yang tidak disengaja.

Antara paruh kedua 2024 dan paruh pertama 2025, para ahli Kaspersky mendeteksi 6.146.462 serangan yang disamarkan sebagai platform atau konten yang terkait dengan 20 alat kerja populer.

Target teratas adalah Zoom (3.849.489), Microsoft Excel (835.179), dan Outlook (731.025), diikuti oleh OneDrive (352.080) dan Microsoft Teams (151.845).

Di Indonesia sendiri, terdapat 41.919 upaya serangan terkait telah terdeteksi dengan sebanyak 4.191 pengguna terdampak.

Di salah satu penipuan yang diungkap oleh Kaspersky, pengguna dikelabui untuk mengunduh update Zoom dari laman phishing. Padahal, itu adalah malware.

Leave a Reply