Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Monday, November 25, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Virus-Virus Mematikan di Bumi (bagian 2)

Ilustrasi virus MERS. Sumber foto: Kompas.com

Topcareer.id – Virus corona yang menjadi penyebab COVID-19 dan tengah menjadi pandemi, merupakan satu dari banyak virus yang mematikan di bumi.

Tahukah kamu? Masih ada virus lain di luar sana yang tak kalah mematikan, dan beberapa di antaranya bahkan jauh lebih berbahaya.

Berikut adalah 12 pembunuh terburuk, seperti dikutip dalam laman Live Science.

Daftar ini dipilih berdasarkan pada kemungkinan bahwa seseorang akan mati jika terinfeksi salah satu di antaranya; banyaknya orang yang telah terbunuh; serta sejauh mana mereka mewakili ancaman yang semakin besar.

Bagian akhir dari tulisan.

7. Influenza

Selama musim flu biasa, hingga 500.000 orang di seluruh dunia akan meninggal karena penyakit itu, menurut WHO. Tetapi kadang-kadang, ketika strain flu baru muncul, pandemi terjadi dengan penyebaran penyakit yang lebih cepat dan, seringkali, tingkat kematian yang lebih tinggi.

Pandemik flu yang paling mematikan, disebut flu Spanyol, dimulai pada 1918 dan merebak hingga 40% dari populasi dunia, menewaskan sekitar 50 juta orang. “Saya pikir ada kemungkinan sesuatu seperti wabah flu 1918 dapat terjadi lagi,” kata Muhlberger.

8. Demam berdarah (dengue)

Virus dengue pertama kali muncul pada 1950-an di Filipina dan Thailand, dan sejak itu menyebar ke seluruh wilayah tropis dan subtropis di dunia. 40% dari populasi dunia saat ini tercatat tinggal di daerah-daerah yang rawan akan virus ini.

Dengue membuat sakit 50 hingga 100 juta orang per tahun, menurut WHO. Meskipun tingkat kematian untuk demam berdarah lebih rendah dari beberapa virus lain, yakni 2,5%, virus dapat menyebabkan penyakit seperti Ebola yang disebut demam berdarah dengue, dan kondisi itu memiliki tingkat kematian 20% jika tidak diobati.

9. Rotavirus

Dua vaksin sekarang tersedia untuk melindungi anak-anak dari rotavirus, penyebab utama penyakit diare parah pada bayi dan anak kecil. Virus ini dapat menyebar dengan cepat, melalui fecal-oral route atau partikel feses yang kecil dan dikonsumsi.

Meskipun anak-anak di negara maju jarang meninggal karena infeksi rotavirus, penyakit ini menjadi pembunuh di negara berkembang, di mana perawatan rehidrasi tidak tersedia secara luas. WHO memperkirakan bahwa di seluruh dunia, 453.000 anak-anak di bawah 5 tahun meninggal akibat infeksi rotavirus pada 2008.

10. SARS-CoV

Virus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah, atau SARS, pertama kali muncul pada tahun 2002 di provinsi Guangdong di Cina selatan, menurut WHO.

Virus itu kemungkinan muncul pertama kali pada kelelawar, yang kemudian melompat ke mamalia malam yang disebut musang sebelum akhirnya menginfeksi manusia. Setelah memicu wabah di Cina, SARS menyebar ke 26 negara di seluruh dunia, menginfeksi lebih dari 8.000 orang dan menewaskan lebih dari 770 selama dua tahun.

Penyakit ini menyebabkan demam, menggigil dan sakit pada tubuh, dan seringkali berkembang menjadi pneumonia, suatu kondisi parah di mana paru-paru menjadi meradang dan terisi dengan nanah. SARS memiliki angka kematian hingga 9,6%, dan sampai sekarang belum memiliki pengobatan atau vaksin yang disetujui.

11. SARS-CoV-2

SARS-CoV-2 termasuk dalam keluarga besar virus yang sama dengan SARS-CoV, yang dikenal sebagai coronavirus, dan pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di kota Wuhan di Cina. Virus ini kemungkinan berasal dari kelelawar, seperti SARS-CoV, dan melewati hewan peralihan sebelum menginfeksi manusia.

Penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, yang disebut Covid-19, memiliki angka kematian sekitar 2,3%. Orang-orang yang lebih tua atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya tampak paling berisiko mengalami penyakit parah atau komplikasi.

12. MERS-CoV

Virus yang menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah, atau MERS, memicu wabah di Arab Saudi pada 2012 dan di Korea Selatan pada tahun 2015. MERS milik keluarga virus yang sama dengan SARS-CoV dan SARS-CoV-2, dan kemungkinan berasal dari kelelawar, juga.

Penyakit itu menginfeksi unta sebelum menular ke manusia dan memicu demam, batuk dan sesak napas pada orang yang terinfeksi. MERS sering berkembang menjadi pneumonia berat dan diperkirakan memiliki tingkat kematian antara 30% dan 40%, menjadikannya yang paling mematikan dari virus corona yang diketahui berpindah dari hewan ke manusia.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply