Topcareer.id – Setelah Covid-19, gangguan sosial dan ekonomi mendorong organisasi/perusahaan untuk mempertimbangkan kembali program mobilitas global mereka, dengan fokus pada kesejahteraan karyawan asing.
Menurut Cost of Living Survey tahunan ke-26, Mercer menemukan bahwa faktor-faktor spesifik seperti fluktuasi mata uang, inflasi biaya untuk barang dan jasa, dan ketidakstabilan harga akomodasi, sangat penting dalam menentukan biaya paket ekspatriat bagi karyawan yang ditugaskan di ranah internasional.
“Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa mengirim dan mempertahankan karyawan pada tugas internasional adalah tanggung jawab besar sulit untuk dikelola,” kata Ilya Bonic, Presiden Karier dan Kepala Strategi Mercer, dalam laman resmi Mercer.
“Daripada bertaruh pada kebangkitan dramatis mobilitas, perusahaan harus bersiap untuk penempatan kembali tenaga kerja mobile mereka, memimpin dengan empati dan pemahaman bahwa tidak semua ekspatriat akan siap atau mau pergi ke luar negeri.”
Menurut Cost of Living Survey Mercer tahun 2020, Hong Kong berada di puncak daftar kota paling mahal bagi ekspatriat, diikuti oleh Ashgabat, Turkmenistan di posisi kedua.
Tokyo dan Zurich masing-masing tetap berada di posisi ketiga dan keempat, sedangkan Singapura di posisi kelima, turun dua tempat dari tahun lalu.
Berikut ranking daftar kota termahal bagi ekspatriat 2020:
- Hong Kong (China)
- Ashgabat (Turkmenistan)
- Tokyo (Jepang)
- Zurich (Swiss)
- Singapura
- New York (Amerika Serikat)
- Shanghai (China)
- Bern (Swiss)
- Geneva (Swiss)
- Beijing (China)
Dalam survey tahunan itu, Mercer memposisikan Jakarta pada peringkat 86 di 2020, naik jika dibandingkan 2019, yang berada di peringkat 105.
Editor: Feby Ferdian