Topcareer.id – Perusahaan teknologi ternama seperti Go-jek, Bukalapak, atau Tiket.com sering disebut sebagai startup raksasa di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu dan naiknya valuasi di masing-masing perusahaan itu, apakah mereka masih bisa disebut sebagai startup?
Sebagai catatan, Uber (6 tahun) dan Facebook (11 tahun) juga masih kerap disebut startup, hingga seolah-olah tidak ada pengertian yang sama atas pakem-pakem startup, dan kapan nama itu harus berhenti disandangkan.
Definisi
Merriam-Webster, kamus online Amerika paling tepercaya mengartikan startup sebagai perusahaan bisnis yang baru lahir.
Sementara menurut pendiri Y Combinator, Paul Graham, kata “startup” dalam dunia bisnis melampaui sebuah perusahaan yang baru saja lepas landas.
Istilah startup juga terkait dengan bisnis yang biasanya berorientasi pada teknologi dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
“Startup memiliki beberapa perjuangan unik, terutama dalam hal pembiayaan. Itu karena investor mencari laba atas investasi tertinggi sambil menyeimbangkan risiko yang terkait,” kata Graham seperti dikutip dari laman Business.com.