Topcareer.id – Resesi ekonomi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami Produk Domestik Bruto (PDB) negatif.
Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis yang terjadi dalam ekonomi suatu negara. Resesi ekonomi memberikan pengaruh kepada penurunan pada seluruh kegiatan ekonomi, seperti investasi, lapangan pekerjaan, dan penurunan keuntungan perusahaan.
Resesi sering diasosiasikan dengan turunnya harga-harga (deflasi), atau, kebalikannya, meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi. Mengutip Investopedia, resesi ekonomi yang berlangsung lama disebut depresi ekonomi.
Baca Juga: Efek Pandemi, Ekonomi Global Alami Resesi Terburuk Sejak 80 Tahun Lalu
Resesi adalah normal terjadi, walaupun tidak menyenangkan jika dilihat dari siklus bisnis. Resesi dicirikan oleh banyak kegagalan bisnis dan seringkali kegagalan bank, pertumbuhan produksi yang lambat atau negatif, dan meningkatnya pengangguran.
Rasa sakit ekonomi yang disebabkan oleh resesi, meskipun sementara, dapat memiliki efek besar yang mengubah ekonomi. Hal ini dapat terjadi karena perubahan struktural dalam ekonomi karena perusahaan, industri, atau teknologi yang rentan atau usang gagal dan tersapu oleh tanggapan kebijakan yang dramatis oleh pemerintah dan otoritas moneter, yang secara harfiah dapat menulis ulang aturan untuk bisnis atau pergolakan sosial dan politik akibat pengangguran yang meluas dan tekanan ekonomi.
Bagi investor, salah satu strategi terbaik untuk dimiliki selama resesi adalah berinvestasi di perusahaan dengan utang rendah, arus kas yang baik, dan neraca yang kuat. Sebaliknya, hindari perusahaan yang memiliki leverage tinggi, atau spekulatif.
Baca Juga: Ekonomi Menyusut 41,2% per Kuartal, Singapura Masuki Resesi
Indikator resesi
Tidak ada cara untuk memprediksi bagaimana dan kapan resesi akan terjadi. Selain dari penurunan PDB yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.
Ekonom menilai beberapa metrik untuk menentukan apakah resesi sudah dekat atau sudah terjadi. Menurut banyak ekonom, ada beberapa indikator yang diterima secara umum bahwa ketika terjadi bersama-sama bisa saja menunjukkan kemungkinan resesi.
- Terjadi ketidakseimbangan antara produksi dengan konsumsi
- Pertumbuhan ekonomi lambat bahkan merosot selama dua kuartal terturut-turut
- Nilai impor jauh lebih besar dibandingkan nilai ekspor
- Terjadi inflasi atau deflasi yang tinggi
- Tingkat pengangguran yang tinggi
Sekuat apapun perekonomian suatu negara, akan selalu ada titik lemah. Ketika titik lemah tersebut terhantam, mau tidak mau negara tersebut akan mengalami kemerosotan yang disebut dengan resesi ekonomi.**(RW)