Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

10 Negara Terbaik bagi Perempuan untuk menjadi Pengusaha di Masa Pandemi

Foto ilustrasi (pixabay)

Topcareer.id – Berdasar laporan tahunan Mastercard Index of Women Entrepreneurs (MIWE), Israel menjadi negara yang duduki peringkat pertama sebagai tempat terbaik dunia untuk menjadi pengusaha perempuan pada 2020.

Bahkan, posisi Israel ini naik tiga peringkat tahun ini, mencuri gelar dari Selandia Baru setelah Covid-19 sebabkan guncangan. Posisi Israel itu juga melampaui Amerika Serikat dan Swiss yang masing-masing berada di peringkat dua dan tiga.

Di tahun keempat, MIWE memeriksa lingkungan kerja dari 58 negara, mewakili hampir 80% dari angkatan kerja perempuan di dunia, untuk mengukur keberhasilan mereka dalam membina dan memajukan kewirausahaan perempuan.

Berdasarkan data global dari Bank Dunia dan OECD, studi ini menilai ekonomi di berbagai indikator, termasuk akses ke pendidikan dan pembiayaan, serta faktor pendukung lainnya.

Inggris, Kanada, dan Australia melengkapi 10 besar karena ekonomi berpenghasilan tinggi bernasib lebih baik bagi founder perempuan di masa krisis pandemi. Berikut 10 besar negara sebagai tempat terbaik bagi perempuan untuk berusaha.

  1. Israel (peringkat 4 di 2019)     
  2. United States (peringkat 2 di 2019)      
  3. Switzerland (peringkat 11 di 2019)    
  4. New Zealand (peringkat 1 di 2019)      
  5. Poland (peringkat 16 di 2019)
  6. United Kingdom (peringkat 8 di 2019)
  7. Canada (peringkat 3 di 2019)
  8. Sweden (peringkat 25 di 2019)
  9. Australia (peringkat 9  di 2019)
  10. Spain (peringkat 14 di 2019).

Indonesia sendiri berada di peringkat 17, di mana posisi itu mengalahkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang masing-masing berada di peringkat 24 dan 26. Posisi Indonesia naik lima peringkat dari tahun lalu.

Laporan tahun ini muncul dengan latar belakang pandemi virus corona, yang menurut para ahli telah memengaruhi perempuan secara tidak proporsional.

Laporan tersebut menemukan, pandemi telah membuat para pendiri perempuan mencari cara baru untuk bekerja, termasuk memanfaatkan peluang bisnis baru dan menyelaraskan kembali model yang ada.

Lebih dari dua perlima (42%) pemilik bisnis perempuan beralih ke model bisnis online di masa pandemi dan lebih dari sepertiga (37%) mengembangkan area bisnis yang memenuhi kebutuhan lokal atau global baru. Sepertiga tambahan (34%) mengidentifikasi peluang bisnis baru karena virus.

Namun, hal itu juga menyoroti kebutuhan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi pengusaha perempuan karena ekonomi global berusaha untuk kembali ke jalurnya setelah pandemi.

“Seruan yang telah lama ditunggu-tunggu bagi pemerintah, lembaga, dan organisasi untuk menutup kesenjangan gender tidak pernah lebih mendesak,” kata laporan itu.**(Feb)

Leave a Reply