Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Menurut Peneliti IPB, Sampah Jenis Baru Ini Berpotensi Cemari Teluk Jakarta

Ilustrasi sampah. (pexels)

Topcareer.id – Guru Besar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof Dr Etty Riani menyampaikan bahwa kondisi pandemi menyebabkan masuknya sampah jenis baru ke dalam sungai.

Prof Etty beserta tim peneliti gabungan dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diwakili oleh Muhammad Reza Cordova, Intan Suci Nurhati dan Marindah Yulia Iswari beserta Nurhasanah dari Universitas Terbuka, melakukan riset tentang kondisi sampah di beberapa titik aliran sungai yang mengalir ke teluk Jakarta selama pandemi.

Dalam hipotesisnya Prof Etty menyampaikan bahwa terjadi penurunan jumlah sampah domestik, tapi ada peningkatan sampah medis di lingkungan karena tingginya penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan face shield.

“Kondisi sebelum pandemi, terlihat jumlah sampah cukup tinggi dan dominan dari plastik. Hal yang sama secara komposisi ditemukan juga pada saat pandemic,” kata Prof. Etty dalam siaran pers, Senin (28/12/2020).

“Namun, terdapat sampah jenis baru di sungai yang akan terbawa ke Teluk Jakarta, yakni sampah medis. Estimasi kami, terjadi peningkatan atau ‘kebocoran’ sampah medis dari yang sebelumnya tidak ditemukan, menjadi 15-16 persen,” ujarnya.

Baca juga: Tingkat Akurasi Capai 85%, Tes Antigen CePAD Dibanderol Rp 120 Ribu Saja

Menurut Prof. Etty, kebocoran sampah medis ini terjadi karena konsumsi alat pelindung diri sekali pakai yang tinggi pada masyarakat. Di sisi lain, meskipun telah ada aturan dalam penanganan sampah medis, tetap saja ada oknum yang melakukan pelanggaran dengan membuang sampah alat pelindung diri sembarangan ke lingkungan dan akhirnya masuk ke badan air.

Penelitian tersebut dilakukan sejak Maret hingga April 2020 di dua muara sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta yaitu Sungai Clincing dan Sungai Marunda.

Tim ini mengoleksi sampah menggunakan jaring sepanjang 75 meter lalu dilakukan pengelompokan jenis sampah. Hasil riset ini telah diterbitkan pada Jurnal Internasional Chemospher-Elsevier.

Berdasarkan temuan ini bobot sampah mengalami peningkatan. Jika ditinjau secara kelimpahan, jumlah sampah juga meningkat karena adanya jenis sampah baru yakni sampah medis. Sampah didominasi oleh sampah plastik dan juga  styrofoam.

“Dominasi sampah plastik  sebesar 46 persen secara kelimpahan atau jumlah dan setara dengan 57 persen berat sampah,” jelasnya.

Prof Etty menyampaikan bahwa dampak awal masuknya limbah medis ini akan meningkatkan beban pencemaran dari sisi sampah, namun tidak menutup kemungkinan sampah tersebut membawa mikroorganisme patogen, melepas bahan aditif dan menjadi tempat “penempelan” bahan berbahaya dan beracun yang sudah ada di ekosistem perairan.

“Di sisi lain, kemungkinan mikroplastik akan lebih banyak dihasilkan dari sampah medis yang masuk ke lingkungan tersebut,” kata Prof. Etty.

Leave a Reply