Topcareer.id – Dalam dunia yang didominasi kegiatan online saat ini akibat pandemi COVID-19, di mana kamu harus terus terhubung dengan teman dan kolega profesional kamu di kantor melalui smartphone dan media sosial telah membuatmu sulit untuk memisahkan kehidupan rumah dan pekerjaan.
Namun pemisahan atau pembatasan antara kehidupan kerja dan pribadi semacam ini penting, tidak hanya untuk kesehatan mental kamu sendiri, tetapi juga untuk hubunganmu.
Pentingnya work-life balance
Ada banyak alasan mengapa memisahkan kehidupan pribadi di rumah dan pekerjaan begitu penting.
Pertama, menjaga kesehatan mental kamu. Sebuah survei dari mentalhealth.org memperkirakan bahwa satu dari empat orang akan mengalami masalah kesehatan mental pada suatu saat dalam hidup mereka.
Ketidakmampuan kamu untuk menciptakan work-life balance yang sesuai dapat menyebabkan stres yang dapat menyebabkan kelelahan.
Jika tidak ditangani, masalah seperti stres, depresi, atau kecemasan dapat menjadi masalah kesehatan mental yang lebih besar.
Banyak perusahaan di Amerika Serikat sekarang menyadari pentingnya mempromosikan kesehatan mental positif di tempat kerja dan bagaimana hal itu memengaruhi produktivitas serta mengubah budaya kantor mereka menjadi budaya yang mendorong kesehatan mental positif.
Memisahkan kehidupan pribadi dari kehidupan kerja dapat meningkatkan produktivitas kerja. Bekerja setelah jam kerja biasanya terbukti kurang produktif.
Baca juga: Mengenal Halo Effect, Pandangan Pertama Yang Mempengaruhi Semua Keputusanmu
Keuntungan bagi karyawan
Mendorong pemisahan antara kehidupan rumah dan pekerjaan memungkinkan karyawan untuk berhenti bekerja setelah bekerja dan menjalani kehidupan pribadinya, lalu kembali bersemangat untuk kembali bekerja keesokan harinya.
Stres terkait pekerjaan itu nyata dan sangat mempengaruhi kesehatan mental sejumlah besar karyawan.
Keunggulan lain bagi karyawan meliputi peningkatan produktivitas, angka ketidakhadiran rendah, mengurangi stres, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, serta loyalitas yang lebih kuat kepada perusahaan.
Keuntungan bagi pengusaha
Perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan besar dari karyawan yang diberi kemudahan terkait hal ini.
Yang utama adalah pengurangan biaya yang terkait dengan perekrutan reguler karyawan baru. Karyawan yang kesulitan memisahkan kehidupan pribadi dan pekerjaannya akibat tekanan perusahaan sangat mungkin untuk segera angkat kaki atau resign.
Hal ini dikatakan bisa merugikan pengusaha setiap tahunnya, karena harus mengeluarkan biaya ekstra dalam merekrut karyawan baru.
Keuntungan lain bagi pemberi kerja yakni bisa meningkatkan daya saing karyawan. Dengan karyawan yang loyal, perusahaan bisa lebih tenang ketika menghadapi masalah, dan bisa memikat talenta terbaik dari luar untuk bergabung.**(Feb)