Topcareer.id – Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, saat ini pendidikan di Indonesia telah diarahkan untuk mampu mencetak lulusan yang berkualitas. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) maupun Pendidikan Tinggi Vokasi pun terus menjadi pilihan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan.
Terkait hal ini, MarkPlus, Inc. mengadakan riset bertajuk Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi.
Tujuan riset ini terbagi menjadi 2 (dua), yakni untuk mengetahui ketertarikan calon peserta didik/orang tua terhadap pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi.
Riset yang dilakukan melibatkan 890 responden yang terdiri atas peserta didik dan orang tua siswa, Riset ini dibagi jadi dua kategori yakni kategori pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi.
Terdapat beberapa hal yang bisa digali dalam riset ini seperti awareness responden terhadap pendidikan tinggi vokasi maupun SMK, sumber informasi, persepsi peserta terhadap pendidikan tingggi vokasi dan SMK, alasan ketertarikan, hingga keinginan rekomendasi.
Riset dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota/titik utama, juga komposisi siswa SMK.
Ada 10 wilayah yang diriset, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara. Secara keseluruhan, riset ini menggunakan margin of error 5%, dengan tingkat confidence level 95%.
Baca juga: Survei: Mayoritas Alasan Tertarik Sekolah Vokasi Karena Prospek Kerja Bagus
Mayoritas responden mengaku aware dengan pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi. Sejumlah 92,3% responden mengetahui informasi seputar SMK, sedangkan 70,6% responden mengetahui informasi mengenai Pendidikan Tinggi Vokasi.
Menurut Taufik, Deputy Chairman MarkPlus, Inc “Dari hasil survei, tingkat pengetahuan sejumlah responden terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi masih berada di bawah SMK. Namun, mayoritas responden mengaku aware dengan Pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi, dimana sumber informasi terbesar adalah melalui teman,” ujarnya dalam press conference yang digelar secara virtual, Selasa (6/04/2021).
Dalam riset ini terlihat mayoritas responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK (82,05%) dan Pendidikan Tinggi Vokasi (78,6%).
Faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus (57,8%) dan pilihan jurusan yang banyak (51,95%). Sementara itu, faktor ketertarikan terbesar terhadap Pendidikan Tinggi Vokasi dipengaruhi oleh prospek kerja yang bagus (68,7%), studi yang singkat (46,1%), dan dinilai dapat langsung bekerja setelah lulus (41,7%).
Sementara itu dari sisi orangtua siswa SMK, ingin agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Tinggi pada Fakultas Vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan (37,9%). Berbeda dengan responden dari kategori orang tua siswa SMA, yang ingin agar anaknya memilih Pendidikan Tinggi Fakultas Non Vokasi dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi (41,3%).
“Jika dilihat dari responden siswa SMA dan SMK, kedua kategori ini lebih memilih Universitas Negeri dengan Fakultas Non Vokasi. Alasannya adalah kualitas dan reputasi dengan angka 36,6% untuk responden siswa SMK dan 40,4% untuk responden siswa SMA,” lanjut Taufik.
Menurut Founder dan Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kartajaya, dari hasil survei tersebut diperlukan adanya peningkatan awareness terhadap pendidikan vokasi agar dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat.
Setelah awareness dari pendidikan vokasi meningkat, bisa dilanjutkan untuk melakukan komunikasi terhadap kualitas dari SMK dan pendidikan tinggi vokasi.**(Feb)