Topcareer.id – Persentase pasien meninggal Covid-19 sejak Februari 2021 berada di angka 2,7%. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito lanas membeberkan 6 upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka kematian Covid-19.
Wiku mengatakan bahwa stagnasi angka kematian ini harusnya dapat diturunkan dengan tidak ada peningkatan angka kematian, atau peningkatannya tidak lebih tinggi dari tren kasus positif.
Untuk diketahui, angka kematian didapatkan dengan membandingkan jumlah kematian sejak awal pandemi dengan jumlah kasus positif Covid-19 sejak awal pandemi.
“Salah satu cara yang dapat dilakukan, adalah dengan menjaga agar setiap kasus positif seluruhnya dapat sembuh dan tidak ada yang meninggal sama sekali,” kata Wiku dalam keterangan pers, Kamis (29/4/2021).
Ada 6 upaya yang dapat dilakukan untuk tekan angka kematian Covid-19. Pertama, deteksi dini kasus Covid-19 yang dapat dilakukan masyarakat berdasarkan inisiatif ataupun pemerintah yang terus menggalakkan surveilans kasus termasuk upaya kontak tracing.
Kedua, upaya manajemen klinis yang bisa dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan rujukan Covid-19.
Ketiga, peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan dengan mengkonversikan pelayanan kesehatan umum menjadi pelayanan darurat Covid-19 sesuai kebutuhan.
Keempat, meningkatkan upaya pendayagunaan tenaga kesehatan yang kompeten dan terpoteksi dengan baik.
Kelima, peningkatan aksesibilitas terhadap alat kesehatan dan obat obatan melalui pemerintah. Untuk menjamin bahwa setiap masyarakat mendapat akses obat yang terjangkau serta mendapat fasilitas pendukung sesuai tingkatan penyakitnya yaitu tanpa gejala, gejala sedang, ringan atau kritis.
Baca juga: Ekonomi Digital Tumbuh Pesat Saat Pandemi, PDB Capai USD44 Miliar
Keenam, upaya vaksinasi yang dapat dilakukan pemerintah menyusun, susunan prioritas vaksinasi berdasarkan analisis risiko yang cermat dan presisi.
“Dapat disimpulkan bahwa berbagai upaya menekan angka kematian melingkupi, upaya mencegah terjadinya penularan maupun pencegahan terhadap berkembangnya infeksi yang pada akhirnya bermanifestasi terhadap berpengaruh terhadap angka kematian,” lanjutnya.
Upaya ini ditujukan kepada 10 provinsi dengan kenaikan angka kematian tertinggi pada bulan April 2021. Diantaranya Riau sebanyak 3.595 kasus (107,2%), Sumatera Barat sebanyak 1.689 kasus (66,3%), Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 1.067 kasus (53,9%).
Lalu Kepulauan Riau sebanyak 958 kasus (198,3%), Banten sebanyak 608 kasus (7,3%), Bengkulu sebanyak 529 kasus (100,2%), Aceh sebanyak 434 kasus (123,6%), Jambi sebanyak 371 kasus (50,3%), Sumatera Selatan sebanyak 336 kasus (18,5%) dan Kalimantan Barat sebanyak 283 kasus (22,4%).
Pemerintah provinsi dan satgas di daerah diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dengan memberikan pelayanan terbaik. Sehingga pasien tertangani dengan baik dan meminimalisir potensi kematian.
Lalu, upayakan secara masif testing dan tracing agar kasus positif dapat ditangani sejak dini. “Apabila berhasil menekan kematian secara maksimal, maka kesepuluh Provinsi ini akan berkontribusi besar dalam memperbaiki kondisi nasional,” jelasnya.