Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tips Karier

Tanda-Tanda Kamu Setengah Pengangguran, dan Cara Atasinya (Bagian 1)

Sumber foto: Negative SpaceSumber foto: Negative Space

Topcareer.id – Definisi untuk pengangguran dan orang yang bekerja cukup mudah. Jika kamu menganggur, kamu tidak memiliki pekerjaan, sementara itu bekerja berarti kamu memilikinya.

Nah, setengah pengangguran biar bagaimanapun sedikit lebih kompleks dan ini berbeda dengan menjadi pengangguran seutuhnya.

Apa artinya setengah pengangguran?
Saat kamu setengah menganggur, kamu bekerja di bawah kapasitas. Itu bisa berarti jam kerja lebih sedikit daripada yang seharusnya.

Atau juga pekerjaanmu tidak memanfaatkan semua keterampilan, pengalaman, dan pendidikan yang kamu miliki.

Bagi seorang karyawan, ini bukanlah hal yang menguntungkan.

Menjadi setengah menganggur tidak hanya berarti menghasilkan upah yang lebih rendah, tetapi juga melakukan pekerjaan yang membosankan.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda umum apakah kamu setengah menganggur, dan strategi untuk mengatasinya.

Bagian pertama dari artikel:

Kamu menghasilkan jauh lebih sedikit uang dari yang kamu harapkan
Beberapa perusahaan tidak membayar karyawannya dengan baik. Jika jabatan pekerjaan yang kamu miliki di tempat lain menghasilkan upah yang lebih tinggi, berarti ada sesuatu yang salah.

Cara mengatasi
Lihatlah situs web yang memberi informasi gaji untuk mengetahui berapa seharusnya kamu dibayar yang sesuai dengan harapan.

Jika kamu menemukan bahwa gaji kamu di bawah harga pasar, angkat bicara.

Evaluasi tahunan bisa jadi kesempatan untuk membicarakannya. Kamu juga bisa pertimbangkan untuk melamar posisi yang memberikan gaji yang kamu harapkan.

Kualifikasi kamu lebih tinggi dari peran yang dibutuhkan
Jika pekerjaan membutuhkan ijazah sekolah menengah, tetapi kamu memiliki gelar pascasarjana, kemungkinan besar kamu setengah menganggur.

Atau jika kamu memiliki keterampilan yang ingin kamu gunakan dalam pekerjaan tetapi belum diberi kesempatan, bisa jadi kamu setengah menganggur.

Cara mengatasi
Ini adalah saat bagi kamu untuk memeriksa diri sendiri.

Apakah kamu senang dengan peran ini, meskipun secara teknis memiliki kualifikasi yang memungkinkan kamu bekerja di tempat lain? Jika demikian, tidak ada yang perlu diperbaiki.

Tetapi jika kamu merasa tidak terpenuhi dan merasa bahwa bakat kamu sia-sia, carilah pekerjaan yang lebih sesuai dengan kualifikasimu.

Baca juga: Tantangan Bekerja dari Rumah, Biaya Internet hingga Waktu

Kamu bosan
Jika kamu mendapati dirimu terlalu sering melihat jam dan kerap kali merasa bosan dengan pekerjaanmu, itu pertanda kamu mungkin ingin peran yang lebih menantang.

Tentu saja, setiap orang terkadang merasa bosan di tempat kerja. Tetapi jika kamu merasa selalu bosan, itu pertanda peranmu benar-benar tidak cocok.

Cara mengatasi
Kamu mungkin hanya perlu mengangkat tangan dan memberi tahu atasan bahwa kamu ingin lebih banyak tantangan dan tanggung jawab.

Mungkin juga tidak ada lagi yang bisa dilakukan dalam peran ini, mungkin sudah saatnya untuk mencari sesuatu yang baru.

Jika bingung harus mulai dari mana, pertimbangkan untuk mengatur wawancara informasi dengan orang-orang yang bekerja di industri atau peran yang menurutmu lebih cocok dengan minat kamu.

Tidak mendapat cukup jam kerja
Jika kamu seorang karyawan dengan bayaran per jam, perusahaan bisa saja membatasi jam kerja kamu karena berbagai alasan.

Penyebab utamanya perusahaan termasuk tidak ingin memberikan bayaran lebih pada pekerja per jam atau memang tidak ada lagi pekerjaan.

Cara mengatasi
Pertama, konfirmasikan apakah ada lebih banyak jam tersedia di perusahaan untuk pekerjaanmu.

Seperti kata pepatah, “Jika Anda tidak bertanya, Anda tidak akan mendapatkannya.” Mungkin saja bos kamu tidak tahu bahwa kamu ingin bekerja lebih lama agar bisa mendapat bayaran lebih.

Jika tidak ada lagi jam kerja yang tersedia, mulailah mencari peran yang menawarkan jam kerja yang kamu inginkan atau butuhkan.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply