Topcareer.id – Lithium sangat diminati karena produksi kendaraan listrik yang berkembang pesat menggunakan baterai lithium-ion, tetapi saat ini dunia menghadapi tantangan kekurangan pasokan lithium secara global.
Pemerintah Serbia pada hari Kamis membatalkan lisensi untuk proyek lithium besar yang dimiliki oleh penambang Anglo-Australia Rio Tinto Plc.
Lithium saat ini diproduksi dari tambang batu keras atau air garam. Australia adalah pemasok terbesar di dunia, dengan produksi dari tambang batuan keras.
Sementara itu negara-negara seperti Argentina, Chili dan Cina terutama memproduksinya dari danau garam.
Total produksi global diperkirakan pada bulan Desember kemarin sebesar 485.000 ton, diprediksi tumbuh menjadi 615.000 ton pada tahun 2022 dan 821.000 ton pada tahun 2023, menurut Departemen Perindustrian Australia.
Baca juga: Apakah Baterai Lithium-Ion pada Mobil Listrik (EV) Berbahaya? Ini Penjelasannya
Analis Credit Suisse lebih konservatif, melihat produksi 2022 di 588.000 ton, dan 2023 di 736.000 ton, serta memperkirakan permintaan melebihi pertumbuhan pasokan, dengan permintaan 689.000 ton pada 2022 dan 902.000 ton pada 2023, dengan sekitar dua pertiga dari itu untuk kendaraan listrik baterai.
Harga lithium karbonat telah meroket ke rekor tertinggi selama setahun terakhir karena permintaan yang kuat dari pembuat baterai Cina.
Produsen top 10 global Allkem mengatakan pada 18 Januari bahwa mereka memperkirakan harga dalam setengah tahun hingga Juni akan melonjak menjadi sekitar $20.000 per ton.**(Feb)