Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Penutupan Sekolah Akibat Pandemi Sebabkan Kerugian Parah yang Sulit Diatasi

Anak-anak perempuan bersekolah di Afghanistan. (sumber: Stanford University)

Topcareer.id – UNICEF melaporkan pada Senin (24/1/2022) bahwa penutupan sekolah karena pandemi COVID-19 telah menyebabkan kerugian yang “hampir tidak dapat diatasi” dalam pendidikan di kalangan anak-anak di seluruh dunia.

Lebih dari 616 juta siswa masih terkena dampak penutupan sekolah penuh atau sebagian, kata badan anak-anak PBB itu.

Di banyak negara, selain merampas kesempatan jutaan anak untuk memperoleh keterampilan dasar, gangguan ini telah mempengaruhi kesehatan mental siswa, menempatkan mereka pada risiko pelecehan yang lebih besar dan mencegah banyak dari mereka memiliki akses ke “sumber nutrisi biasa.”

“Cukup sederhana, kami melihat skala kehilangan pendidikan anak-anak yang hampir tidak dapat diatasi,” kata kepala pendidikan UNICEF Robert Jenkins dalam sebuah pernyataan, dikutip dari laman Channel News Asia.

Dan, tambah Jenkins, membuka kembali sekolah saja tidak cukup. Ia menyerukan dukungan intensif untuk memulihkan pendidikan yang hilang.

Baca juga: Inggris Cabut Pembatasan COVID-19, Paspor Vaksin Dicabut Dan Wajib Masker Dihapus

UNICEF melaporkan bahwa kehilangan pembelajaran akibat penutupan sekolah menyebabkan 70 persen anak berusia 10 tahun tidak dapat membaca atau memahami teks sederhana, naik dari 53 persen sebelum pandemi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Di Etiopia, misalnya, anak-anak hanya belajar antara 30 hingga 40 persen matematika yang akan mereka pelajari jika itu adalah tahun ajaran normal di sekolah dasar, menurut perkiraan badan PBB itu.

Negara-negara kaya masih jauh dari selamat. Di Amerika Serikat, kehilangan pembelajaran telah diamati di beberapa negara bagian, termasuk Texas, California dan Maryland, kata UNICEF.

Putus sekolah juga menjadi masalah: Di Afrika Selatan, antara 400.000 dan 500.000 siswa dilaporkan putus sekolah sama sekali antara Maret 2020 dan Juli 2021.

Leave a Reply