Topcareer.Id – Hubungan yang produktif dan saling menghormati antara atasan dan karyawan, adalah kunci dari keberhasilan sebuah perusahaan.
Memang, prioritas utama seorang atasan, adalah memiliki karyawan pekerja keras yang memenuhi visi mereka untuk perusahaan. Namun, dengan membangun hubungan yang saling menghormati, harapan tersebut akan lebih mudah tercapai.
Karena saat karyawan merasa dikenal, pekerjaannya dihargai, dan dipedulikan kesejahteraannya, tingkat loyalitasnya pun akan jauh lebih tinggi.
Nah, lalu bagaimana untuk bisa meraih hubungan tersebut? Berikut beberapa langkah yang bisa kamu coba sebagai seorang atasan, maupun juga seorang karyawan.
Bagian akhir dari artikel. Baca artikel sebelumnya di sini.
Ingat Bos Anda Juga Manusia
Sebagian besar pemimpin datang untuk bekerja dengan wajah permainan profesional mereka, dipersenjatai dengan daftar tugas yang panjangnya minta ampun.
Mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan fokus untuk memajukan perusahaan mereka. Namun, di luar itu, mereka juga manusia, dan mereka akan menghargai saat karyawan mereka, melihat mereka sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar orang yang menandatangani gaji mereka.
Mengutip laman The Muse, bagi atasan, mungkin akan baik jika kamu menyempatkan diri untuk bertanya, “Bagaimana akhir pekan kamu?” Ini juga bisa dilakukan oleh Karyawan untuk sekadar menanyakan, “Bagaimana kabarmu?” atau “Apakah kamu melakukan sesuatu yang menyenangkan akhir pekan ini?”
Ini bukan tentang menjadi teman baik, atau mengejar hang out bersama di luar pekerjaan. Tapi lebih tentang berkomunikasi pada tingkat yang lebih pribadi.
Baca juga: Bagaimana Menetapkan Batasan di Tempat Kerja
Jadilah Diri Sendiri
Banyak dari kita yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan rekan kerja, daripada dengan keluarga kita yang sebenarnya.
Sayangnya, komitmen itu dapat menyebabkan gesekan di rumah atau kekesalan di tempat kerja. Dan kecuali bos kamu adalah paranormal, mereka tidak akan tahu bahwa ada masalah yang muncul dalam kehidupan pribadi kamu, akibat aktivitas kamu di tempat kerja.
Oleh karena itu, daripada membuat atasan bertanya-tanya mengapa produktivitas kita tiba-tiba turun atau mengapa kita mengembangkan sikap buruk di kantor, lebih baik buka sedikit masalah yang kita alami akibat pekerjaan kita.
Dari sini, kita bisa mengusulkan jadwal yang memungkinkan kita bekerja paruh waktu dari rumah. Atau, jika kamu seorang mahasiswa paruh waktu yang membutuhkan waktu istirahat ekstra selama minggu terakhir, lihat apakah ada cara untuk mengganti jadwal kerjamu untuk minggu itu.
Mintalah apa yang kamu butuhkan, dan bersedialah untuk berkompromi. Dengan begini, hubungan atasan dan karyawan pun bisa melangkah menuju lebih baik.