Topcareer.id – Tiger parenting mengacu pada metode pengasuhan yang ketat dan otoritatif yang dimaksudkan untuk membesarkan anak-anak agar berprestasi.
Ini sering kali berarti memaksa anak meninggalkan acara menginap, pesta, dan kegiatan santai lainnya agar tetap fokus pada studi mereka.
Ungkapan “tiger parenting” pertama kali diperkenalkan oleh penulis dan profesor hukum Amy Chua dalam bukunya, “Battle Hymn of the Tiger Mom.”
Novel ini mencerminkan pengasuhannya yang ketat yang didasarkan pada strategi pengasuhan harimau.
Chua mengatakan buku itu dimaksudkan untuk menjadi memoar daripada panduan cara.
Ia juga berbicara tentang pengalamannya menerapkan metode tiger parenting dengan putrinya sendiri dan akhirnya bertransformasi setelah pemberontakan putrinya.
Mari telusuri elemen-elemen yang menentukan pola asuh harimau ini, serta manfaat dan potensi kerugian dari gaya membesarkan anak yang super ketat ini.
Manfaat Tiger Parenting
Orang tua yang mempraktikkan metode pengasuhan harimau semacam ini percaya bahwa metode pengasuhan ketat akan bermanfaat bagi anak-anak dengan menyiapkan mereka untuk berhasil di masa depan.
Selain itu, orang dewasa yang menggunakan strategi pengasuhan ini merasa bahwa dengan menetapkan standar yang tinggi, mereka akan menanamkan etos kerja yang kuat pada anak-anaknya.
Pendekatan ini pada gilirannya secara ideal akan mendorong disiplin diri yang akan terbawa anak hingga dewasa.
Anak-anak yang dibesarkan dengan metode tiger parenting diajarkan untuk terbiasa bekerja keras sejak usia dini.
Sementara Chua menggambarkan tiger parenting dalam bukunya sebagai murni kekuasaan, penelitian menunjukkan ada ruang untuk strategi pengasuhan harimau ini.
Banyak orang melakukan pengasuhan ini secara positif sambil tetap bersikap hangat dan suportif dibandingkan murni ketat dan otoriter secara eksklusif.
Idealnya, anak-anak yang orang tuanya menerapkan aspek pola asuh tiger parenting yang disertai sikap hangat dan suportif akan tetap merasa didukung, meskipun didorong untuk bekerja keras.
Baca juga: Enggak Melulu Negatif, Ini Efek Positif Ibu yang Bekerja pada Anak
Potensi Risiko Tiger Parenting
Orang-orang yang mendukung pola asuh harimau ini percaya bahwa menetapkan harapan yang tinggi akan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Sayangnya metode ini bisa membahayakan kesehatan mental anak-anak.
Sementara tiger parenting mengasosiasikan prestasi akademik dengan kesuksesan, pihak yang kontra terhadap metode ini percaya ada cara yang lebih akurat untuk mengukur prestasi anak.
Anak-anak yang dibesarkan dengan metode tiger parenting mungkin mengalami beberapa masalah harga diri karena tuntutan terus-menerus yang diberikan kepada mereka.
Mereka mungkin juga takut membuat kesalahan atau mengecewakan orang tua mereka jika mereka merasa tidak memenuhi standar orang tuanya.
Tiger parenting mungkin bermaksud baik, tetapi penelitian telah menunjukkan metode ketat membesarkan anak-anak ini dapat memperoleh hasil yang berlawanan dari apa yang dimaksudkan.
Sebuah studi tahun 2013 menemukan anak-anak yang orang tuanya mempraktikkan strategi tiger parenting tidak lebih mungkin untuk mencapai kesuksesan akademis daripada rekan-rekan mereka yang orang tuanya menggunakan metode pengasuhan alternatif.
Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak lebih mungkin secara psikologis sulit menyesuaikan diri dan ada peningkatan risiko kecemasan serta depresi.