Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Menimbang Tempat Kursus Bahasa Korea

Ilustrasi

Namsan Korean Language Course (Namsan Course)

Program kelas di tempat ini dibuka setiap bulan. Dan untuk kelas bahasa Korea dibagi menjadi empat kelas.

Kelas pertama, yakni kelas reguler, yang terbagi dalam tiga tahapan dimana tiap tahapan terdiri dari empat level. Tiga tahapan itu, adalah elementary, intermediate, dan advanced. Setiap levelnya bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan.

Di kelas reguler ini kapasitas siswanya ada 7-10 orang dalam kegiatan belajar.  Untuk harga, kelas reguler di Namsan Course berada di kisaran Rp1.200.000-Rp2.400.000 di tiap levelnya.

Selanjutnya, ada kelas privat, di mana muridnya tentu bisa memilih tempat dan waktu belajar sesuai keinginan. Kelas privat sendiri ada dua tahapan, yakni tahapan pemula dan tahapan lanjutan, yang masing-masing tahapan memiliki empat level. Kelas privat juga masih dibagi lagi, privat yang biasa dan privat intensif.

Setiap level ada delapan chapter, dan setiap chapter diharapkan bisa selesai dalam satu kali pertemuan. Kelas privat biasa frekuensi belajarnya dua kali seminggu, sementara kelas privat intensif empat kali seminggu. Untuk harga kelas privat biasa dan privat intensif, berada di kisaran Rp300.000-Rp500.000 per pertemuan.

Kelas berikutnya adalah basic Korean class, di mana siswa diajarkan pengenalan Hangeul juga bahasa Korea yang dasar. Harga yang dipatok Rp400.000 selama sebulan. Dan dalam sebulan itu ada 8 kali pertemuan.

Terakhir, adalah online class (koreaonlineclass.com) yang memang diperuntukkan bagi siapa saja yang berminat dalam bahasa Korea, namun tidak bisa ikut kelas reguler di Jakarta. Menurut founder Namsan Course Nesya, kebanyakan siswa online class-nya berada di luar daerah, seperti Lampung dan Medan.

Namun, saat ini online class itu baru tersedia untuk pelajaran basic Korean class saja. Nesya menilai belajar dengan cara tatap muka masih lebih efektif ketimbang melalui online. Kelas itu memang diadakan untuk menjangkau mereka yang ingin belajar Korea di mana pun domisilinya.

“Kelas online kan by Google Hangout, aplikasi chat. Nanti mereka chat sama guruya, mereka punya jatah 8 kali konsultasi. Setelah 8 kali konsultasi, masa log in-nya hangus. Jadi, mereka dikasih account buat log in, selama log in  mereka bisa akses untuk ambil materi, video, bisa jatah konsultasi 8 kali,” ujar Nesya ketika ditemui TopCareer.id. 

Sementara, terkait kurikulum, Namsan Course mengadaptasi dari Seoul Nation University (SNU) untuk kelas reguler dan Korean Foundation untuk kelas privat. Kedua kurikulum itu dinilai cocok untuk kapasitas belajar orang Indonesia.

Pertimbangan Nesya memilih SNU karena cara belajarnya urut, diajarkan present tense dulu, baru kemudian tahap belajar bahasa formal dan informal. Ada beberapa buku yang tahap pengajarannya loncat-loncat dan peruntukannya bukan untuk bahasa yang frasanya sama dengan bahasa Indonesia.

“Kalau kelas privat cocoknya Korean Foundation karena pengantarnya bahasa Indonesia. Memang dibedakan, kalau di reguler materi tidak terlalu padat karena belajar ramai-ramai, takutnya enggak bisa ngikutin. Kalau di kelas privat memang bukunya lebih tebal, lebih dipadatin materinya.”

Dan untuk materi penulisan Hangeul, Namsan Course mengejar target agar tiap pertemuan pertama pada masing-masing kelas pemula, para siswa bisa langsung membaca dan menulis Hangeul. Untuk itu, karakteristik pengajar di Namsan Course ini harus tahu betul bagaimana mengajarkan pengenalan Hangeul dengan cara yang mudah dan menyenangkan.

Pengajar yang ada di Namsan Course adalah mereka yang sudah pernah tinggal di Korea, dan pernah mengajar bahasa Korea. Spesifikasi lebih rinci dituturkan Nesya bahwa guru di Namsan Course harus melalui tes masuk dai Namsan, yakni tes tertulis, interview hingga demo teaching.

Dengan tagline Learn Korea with Fun, Namsan ingin pengajarnya pun mampu menerapkan cara belajar menyenangkan untuk para siswa. Jadi, bukan hanya mementingkan keberadaan native speaker. Nesya menyampaikan, native speaker tidak menjamin siswa bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Meski pada 2014-2015 lalu, Namsan Course pun pernah memiliki native speaker.

“Orang yang belum pernah belajar bahasa Korea, dianjurin belajar sama orang yang bahasa ibunya sama. Ada beberapa siswa yang komen kalau dia diajarin sama native dia malah enggak ngerti. Orang Korea yang bahasa Indonesianya belum lancar, akan mempersulit siswa. Jadi siswanya yang ngajarin bahasa Indonesia,” ucap Nesya.

Dan untuk program persiapan Topik sendiri, memang saat ini belum ada penyelenggaraanya secara khusus. Namun, bagi siswa yang tujuannya ingin lulus Topik, dianjurkan untuk menempuh pendidikan hingga level akhir di masing-masing kelas.

Namsan memberikan materi Topik di akhir level untuk persiapan siswa menempuh ujian. Biasanya dibahas juga kisi-kisi hingga belajar soal-soal Topik tahun kemarin.

Leave a Reply