TOPCAREER.ID – Era digital berdampak buruk pada industri ritel offline. Saat ini orang berbondong-bondong membeli barang melalui online daripada datang langsung ke tokonya. Untuk bisa bersaing, pemilik toko offline harus terus berpikir kreatif untuk meningkatkan penjualan.
Saat berbelanja ke sebuah mall, seringkali kita memilih masuk ke sebuah toko karena tampilan display produk terlihat menarik. Penataan ini tentu tidak sembarangan. Hal ini dilakukan oleh seorang Visual Merchandising. Yaitu seseorang yang mempunyai keahlian seni dalam menyajikan produk secara visual dengan semenarik mungkin untuk memaksimalkan penjualan.
Seperti yang dilakukan oleh merek besar bernama “Tiffany & Co” saat salah satu pendiri perusahaan Tiffany & Co, Walter Hoving mengajak Gene Moore bergabung pada tahun 1955. Sebelum bergabung Moore bekerja sebagai manajer display atau manajer artistik.
Suatu ketika Hoving mengatakan kepada Moore “Lakukan apapun yang kamu mau, jangan katakan kepada saya apa yang akan kamu lakukan, dan jangan meminta persetujuan saya. Cukup lakukan yang kamu mau dan berikan saya hasilnya” tegas Hoving seperti dikutip dari Rocagallery.com, Jumat (23/8/2019).
Dari situ Moore membuat toko itu tampak menarik. Ini menggambarkan kebebasan untuk bergerak dan berkreativitas adalah kunci kesuksesan suatu merek.
Untuk menjadi visual merchandising kamu harus mempunyai kemampuan menata produk, desain grafis, dan ilmu tata ruang, untuk menstimulasi dan menciptakan display dan ambience yang diinginkan seperti menciptakan suasana ceria, semangat, hangat atau cozy.
Visual merchandising yang professional juga bertanggung jawab mengatur berbagai elemen seperti objek, alat peraga, furniture, pencahayaan, warna, suara dan berbagai informasi lainnya yang bertujuan untuk menarik konsumen.
Profesi ini akan dibagi menjadi 3 profil yaitu, desainer, produser dan pelaksana. Masing-masing dari profil ini perlu memanfaatkan informasi digital mulai dari proses design hingga pembuatan produksi dan implementasi. Bahkan mungkin profil keempat akan muncul, sebagai penguji dan memberitahu kepada pelaksana kesimpulan dari pelaksana sehingga mereka dapat mengubah dan menyesuaikan tampilan took secara tepat waktu.
Yang terakhir, saat ini banyak pusat perbelanjaan besar yang takut dengan persaingan dengan perbelanjaan online dan memutuskan untuk menutupnya. Pengecer kecil hingga merek besar harus menyadari meskipun jejaring sosial mempunyai peran besar dalam menarik konsumen. Namun dengan mempekerjakan visual merchandising merupakan keharusan untuk mampu tetap bersaing.