TOPCAREER.ID Business plan? Cek. Tim berkualitas? Cek. Nama brand? … Hm, bila belum punya berarti ada satu detail yang tampaknya kecil, namun sangat penting kamu lewatkan. Hal itu adalah pemilihan nama atau brand yang kadang susah-susah gampang.
Memilih nama perusahaan dan brand tidak boleh dianggap remeh atau enteng. Konsumen pasti akan membuat asumsi berdasarkan nama brand kamu. Dan jika brand itu tidak mewakili apa yang kamu inginkan, maka kamu mulai dengan cara yang salah. Inilah cara melakukannya seperti diwartakan Business News Daily.
Memiliki nama yang tepat dapat menghemat uang. Karena kamu tidak perlu menghabiskan uang iklan dan pemasaran dengan memilih nama yang salah. Nama yang baik juga dapat membantu dalam persaingan bisnis, menjangkau pasar baru dan membuka pintu untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Menurut ahli penamaan, mengganti nama memang sedikit lebih mudah daripada membangunnya. Menurut Amanda Soderlund, manajer produk di Clutch dan penulis laporan tentang penamaan mengatakan bahwa membangun satu nama itu dimulai dengan mendefinisikan bisnis, merek dan tujuannya.
“Sayangnya, sebagian besar bisnis memiliki nama merek produk dan perusahaan yang buruk atau biasa-biasa saja,” kata Jay Jurisich, CEO dan direktur kreatif agen penamaan Zinzin.
Nama yang buruk
Nama-nama brand yang buruk sering diwarisi dari para pendahulu, tetapi Jurisich mengatakan ia juga menyalahkan proses pembuatan nama yang buruk. Nama yang kamu inginkan kemungkinan akan mengungkapkan bagaimana bisnis ke depan, bukan hanya apa yang dijual.
Itu berarti menghindari nama deskriptif dari produk atau layanan tersebut, serta referensi geografis yang dapat membatasi pasarmu. Pengecer komputer CompUSA, melakukan kedua kesalahan ini, kata Phil Davis, presiden Tungsten Branding.
“Mereka menamai diri mereka sendiri dengan atribut abadi,” kata Davis dalam Business News Daily.
Bahkan, sebagian bisnis merenungkan nama yang menjadi sebuah kesalahan krusial, di mana mereka mencari nama hanya berdasarkan dengan apa yang mereka sukai. “Memilih nama berdasarkan kecenderungan pribadi adalah salah satu kesalahan khas yang didaftar oleh Soderlund.
Kesalahan lain yang menurutnya sering dilihat adalah memilih nama yang ‘terdengar bagus’ atau ‘tampaknya pas,’ kemudian memvalidasi nama-nama ini melalui teman atau keluarga tanpa strategi nyata atau dukungan yang layak.
Selanjutnya soal, trade offs di mana menciptakan kata-kata menjadi sebuah nama. Pertimbangkan bahwa kata-kata yang baru diciptakan mungkin juga memiliki konotasi negatif dalam bahasa dan budaya lain.
Kata-kata yang dapat ditemukan di kamus datang dengan makna yang mapan, tetapi mereka juga cenderung memiliki pesaing mapan yang menyertainya. Satu keprihatinan utama tentang penamaan adalah apakah merek dagang dan nama domain tersedia, dan banyak kata umum sudah diambil di bidang ini.
Soderlund mengatakan bahwa sebagian besar nama yang sukses berasal dari penamaan profesional, bukan komite dari orang dalam perusahaan. Menyewa agen untuk membuat nama bisa berharga antara beberapa ribu hingga beberapa ratus ribu dolar.*
Editor: Ade Irwansyah