TOPCAREER.ID Menjadi penyiar radio identik dengan “banyak omong” sehingga dinilai membutuhkan skill public speaking yang tinggi. Kalau kamu mau jadi penyiar radio, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui.
Misal, tugas penyiar radio nggak cuma cuap-cuap saja. Nah, biar kamu lebih paham soal dunia penyiaran radio, Karin Soerja, penyiar radio Mustang bakal berbagi kira-kira apa saja yang perlu diketahui sebelum jadi penyiar radio.
Cari materi siaran sendiri
Memang, pada umumnya penyiar bakal dibekali produser dengan materi terkait program yang akan dibawakan sebelum siaran. Tetapi, tidak semua program radio punya produsernya masing-masing. Biasanya program radio prime time yang memiliki produser tersendiri.
Maka, tak jarang penyiar radio atau announcer harus mencari sendiri materi yang akan diberikan kepada pendengar, tanpa mengandalkan produser. Untuk Mustang, kata Karin, karena targetnya anak muda sehingga materi yang dicari meliputi isu-isu yang sedang hangat.
“In the end of the day kami self produce juga. Jadi, cari materi (siaran) dan kami juga yang harus ngomong. Kalau target pasarnya anak muda gampang tinggal cek Instagram. Sebelum siaran udah disiapin, pas siaran langsung disampaikan dari angle yang mana,” kata Karin kepada TopCareer.id.
Selain itu, kamu perlu juga punya kemampuan music minded. Pengetahuan musik kamu harus bagus. Kamu perlu mengetahui para penyanyi atau band dari lagu-lagu yang bakal disuguhkan ke pendengar saat siaran.
Nggak cuma cuap-cuap
Karin menyampaikan dalam jobdesk penyiar radio ada istilah single DJ. Jadi, mulai dari sistem operasinya, kemudian cuap-cuap, lalu mixer lagu yang akan disuguhkan kepada pendengar, sampai ke mengucapkan iklan, semua dilakukan satu announcer saja.
“Kalau di Mustang kami semua single DJ. Itu kami yang ngomong, lagunya udah disediain, tapi kami yang harus mixer semua lagunya, diedit lagi sehingga bisa berjalan dengan lancar.”
Karin menambahkan, ketika menjadi single DJ, lagu memang sudah disediakan, begitu pula slot kapan waktu penyiar harus masuk untuk cuap-cuap. Sementara kalau iklan, biasanya hanya diberi point form saja, yakni berupa poin-poin apa yang harus disampaikan, bukan script full.
Single DJ ini, kembali lagi kepada kebijakan radionya seperti apa, begitu pun brand serta program yang dibawakan. Ada announcer yang diharuskan single DJ, ada pula yang hanya ngobrol dengan pendengar saja atau malah duet dengan announcer lain.
Ciptakan personality yang khas
Ada penyiar yang dikenal karena berisiknya, atau malah ada penyiar yang lebih dikenal karena cool dalam membawakan program siaran. Nah, tiap penyiar punya personality khas masing-masing. Ada yang diciptakan, ada pula yang memang sudah terbentuk dari pribadi si penyiar.
Menurut Karin, kadang masih ada penyiar yang belum ketahuan personality atau impression-nya ketika siaran. Nah, di situ barulah si perusahaan radio membentuk personality penyiar.
“Kalau memang belum punya personality yang kelihatan, itu harus diciptain, masih dibantu diarahin. Tapi biasanya ada beberapa karakter yang memang sudah seperti itu, nggak perlu tambahan apa-apa. Orang yang udah jelas personality-nya, ketika didengar juga bisa di-map impresion-nya begini-begini.”*
Editor: Ade Irwansyah