TopCareerID

Mau Jadi Chef Profesional? Ini Dua Jalur yang Bisa Ditempuh

TOPCAREER.ID Tutorial memasak bisa didapat dari mana saja. Aktivitas memasak bisa dilakukan siapa saja. Tapi, untuk menjadi tukang masak profesional alias chef yang keren, setidaknya ada dua jalur yang bisa diambil.

“Kalau untuk jadi chef notabene profesional jelas ada dua cara,” kata Chef Gerry Girianza ketika ditanya oleh TopCareer.id soal profesi chef.

Cara pertama, kata dia, yaitu mulailah karier di dapur dari bawah. Bahkan dari dishwasher atau kitchen helper. Pekerjaan ini merupakan tingkatan paling bawah dalam struktur kerja di dapur restoran atau perhotelan.

Dishwasher, juga dikenal sebagai kitchen helper, bekerja di dapur segala jenis restoran. Peran utama mereka adalah membersihkan piring, peralatan, dan semua peralatan dapur. Mereka juga biasanya bertugas mengepel dan mencuci lantai dan area umum dapur, serta membuang sampah dan menempatkannya di area yang ditunjuk.

Chef Gerry Girianza. (foto: Hilda/TopCareerId)

Lewat jalur sekolah

Atau bisa juga memulai sebagai commi chef, yakni posisi level pemula untuk koki baru. Mereka bekerja di dapur dan umumnya membantu para koki lainnya.

“Atau jalur kedua, kita kuliah sehingga dapat tambahan knowledge. Dan kita biasa kerja at least delapan sampai berapa belas tahun sampai kita dapat gelar chef itu,” ujar Chef Gerry yang gemar memasak sejak kecil.

Menurut Gerry, jalur tercepatnya memang langsung memulai pekerjaan meski harus dari bawah hingga bisa meniti karier menjadi chef profesional. Namun, Chef Gerry lebih menyarankan untuk menempuh jalur pendidikan atau studi untuk menjadi chef profesional.

“Kalau ada budget-nya untuk sekolah ya sekolah lebih baik. Apalagi kalau hotel-hotel itu kan at least harus ada resume. Nah, kalau resume itu harus ada poin sekolah (di mana),” ucap Gerry yang sudah delapan tahun bekerja di bidang ini.

Tapi, kata dia, semua syarat dan kriteria itu kembali lagi pada industri kuliner atau hospitality itu sendiri. Ada restoran yang memang tak memedulikan jenjang pendidikan, atau malah sebaliknya. “Yang penting passion-nya di situ (memasak).”*

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version