Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, March 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Mau Jadi CEO? Berikut Tantangannya

Topcareer.id Siapa yang tidak suka menjadi bos sebuah perusahaan atau CEO (Chief Executive Officer)? Namun, menjadi CEO ternyata akan sulit dalam menjalani perkawinan. Tekanan menjalankan perusahaan mampu menciptakan masalah dalam suatu hubungan atau malah memperburuk yang sudah menikah lama.

“Alasan nomor satu mengapa pernikahan CEO gagal adalah kurangnya waktu untuk keluarga,” kata pengacara Laurence Hirsch yang biasa menangani klien soal perceraian di wilayah Arizona dalam laman CNN Edition.

Ia menambahkan, hampir seluruh waktu seorang CEO didedikasikan untuk bekerja membangun perusahaannya. Pun jika ada waktu senggang, mereka pasti sedang memikirkan pekerjaan.

Apalagi, ketika perusahaan mengalami masa-masa yang tak terduga atau kuartal yang buruk. Itu bisa menyita perhatian mereka selama 24 jam selama berminggu-minggu.

Jadi, tambah Hirsch, kapanpun mereka berada di rumah, energi, perhatian, dan kesabaran mereka bisa sangat terbatas. Itu dapat dianggap oleh pasangan sebagai kurangnya komitmen terhadap keluarga.

Hal itu sangat mungkin menyakiti hati pasangan mereka, meskipun pasangan berusaha melawan hal itu. Anggapan pasangan yang dinilai sebagai bentuk perlawanan, misal berpikir bahwa tanpa komitmen terhadap pekerjaan, maka pasangan dan anak-anak tidak akan memiliki kehidupan yang enak.

Seiring waktu, pasangan mungkin merasa menerima begitu saja atau malah tidak dihargai. Terutama jika mereka menanggung semua tanggung jawab rumah tangga, meskipun mereka sendiri mungkin memiliki pekerjaan.

“Pernikahanmu berakhir dengan hubungan yang retak, di mana suami dan istri hampir menjalani dua kehidupan yang terpisah,” ujar Hirsch.

Sementara itu, menurut Dr. Marilyn Puder-York, seorang psikolog dan pelatih eksekutif, mengetahui tuntutan pekerjaan sebagai CEO sebelum menerima tawaran dapat membantu mengelola ekspektasi. “Kamu dapat mengurangi banyak keputusasaan dan kesalahpahaman,” kata Puder-York.

Salah seorang pendiri The Couples Institute di Silicon Valley, Dr. Peter Pearson menyampaikan, bahkan ketika pasangan sudah memiliki ekspektasi bahwa rumah tangga mereka bakal terpukul, tuntutan kehidupan CEO yang sebenarnya mungkin melampaui ambang toleransi mereka.

“Seperti saya tahu air itu akan dingin, tetapi saya tidak tahu akan sedingin ini,” ucap Pearson.*

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply