TopCareerID

7 Tips Karier Jadul yang Sebaiknya Tak Kamu Ikuti

Topcareer.id – “Ikuti passion-mu apapun yang terjadi.” Mungkin itu salah satu tips karier yang sering ditemukan di manapun. Eitss…jangan langsung ditiru, tips seperti itu sudah kedaluwarsa atau jadul. Sebenarnya saat ini kamu harus pandai-pandai memilah tips karier yang baru untuk mendapatkan pekerjaan impian.

Business Insider merangkum beberapa tips karier yang jadul dan memang seharusnya tidak lagi dipercaya atau digunakan.

1. “Apapun Itu ikuti passion-mu!”

Kamu berhenti dari pekerjaan, kemudian membuka toko cupcake karena kamu menyukai cupcake, kamu merasa itu adalah passion-mu. Tapi kemudian hal itu tak berjalan lancar–jadi kamu menyerah dan kembali ke ranjau kubikel.

Bukan seperti itu. Mengikuti passion bukan berarti mengubah hobi yang paing dicintai menjadi sebuah pekerjaan.  Sebaliknya, pikirkan mengapa kamu menikmati memanggang kue. Apakah karena kamu menikmati chemistry di balik memasaknya? Atau melayani orang lain?

Sebagaimana dikatakan oleh penulis biografi Steve Jobs, Walter Isaacson, poin pentingnya adalah tidak hanya mengikuti passion, tetapi sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri.

Dengan kata lain, apakah dunia membutuhkan toko cupcake lagi? Atau bisakah passion-mu di bidang cupcake ini diungkapkan dengan cara yang lebih konstruktif yang dapat membantu orang lain?

2. “Anda harus meraih gelar MBA.”

Mungkin beberapa orang bersikeras mendapatkan gelar MBA atau magister bisnis agar sukses dalam berkarier. Pelatih karier dan kebugaran Joanna Echols mengatakan bahwa memang itu semua dimulai dengan asumsi bahwa orang lain tahu lebih baik apa yang tepat dan apa yang harus kamu lakukan.

“Klaim kembali kekuatan pribadimu dan pilih keputusanmu sendiri. Kemudian keputusan itu akan memandu prosesmu dalam berburu pekerjaan,” kata Echols kepada Business Insider.

Terlepas dari hal tersebut, bahkan jika kamu berpikir harus terjun ke bisnis, kamu mungkin tidak perlu pandai dalam hal tersebut.

3. “Yang perlu dilakukan adalah membuat resume lebih baik, maka kamu akan mendapatkan pekerjaan apapun.”

Ahli Pelatih Karier The Muse, Evangelia Leclaire mengatakan kamu dapat mendesain ulang, meningkatkan kata kunci, dan mengedit resume semaumu. Itu tidak akan membuat atau menghancurkan kariermu. “Itu hanya sebagian kecil aspek. Bukan sesuatu yang menggoda,” kata Leclaire.

Dia menambahkan, lihatlah gambaran besar dan lakukan pendekatan menyeluruh terhadap pencarian pekerjaanmu. Berusahalah untuk menemukan dan mengejar peluang yang sesuai denganmu. “Fokus pada pola pikir membangun hubungan, jaringan, LinkedIn, strategi pencarian pekerjaan, komunikasi, memaksimalkan waktu, dan banyak lagi.”

4. “Menjaring koneksi itu sangat aneh. Lebih baik hindari saja. ”

Ada anggapan bahwa jaringan adalah sebagai sekelompok orang di sebuah ruangan yang “palsu.” Hal tersebut akan berlaku jika kamu memang berpikiran seperti itu.

“Bagikan versi singkat dan transparan dari ceritamu, ajukan pertanyaan, dan dengarkan secara aktif. Rasa ingin tahu yang autentik adalah tiketmu untuk percakapan yang bermanfaat dan koneksi yang bermakna,” kata pelatih karier, Marc Dickstein kepada Business Insider.

5. “Jika melamar ke 30 perusahaan, pasti akan mendapatkan pekerjaan di suatu tempat.”

Dickstein menyebut hal ini dengan “semprot” dan “berdoa”. Tampaknya cerdas, kamu meningkatkan peluang dengan hanya menambah jumlah perekrut yang memiliki resume-mu di tumpukan mereka. Namun sayang, perekrut biasanya dapat melihat ini–dan mereka tidak akan memanggilmu untuk wawancara.

“Sangat mudah bagi perekrut untuk mengidentifikasi resume yang disesuaikan untuk sebanyak mungkin lowongan pekerjaan,” kata Dickstein.

6. “Hard skill yang paling penting.”

Tidak dapat disangkal bahwa hard skill itu penting, tetapi bukan yang utama. Mungkin kamu tahu bahasa pemrograman yang tepat, berbahasa Inggris dengan lancar atau multitasking.

Dickstein mengatakan bahwa hardskill memang sewajarnya dimiliki ketika melamar untuk posisi yang sangat kompetitif. Langkah berikutnya, menunjukkan bahwa kamu bersemangat, memiliki kecerdasan sosial yang tepat untuk menjadi pemimpin yang hebat, atau pembicara publik yang luar biasa.

7. “Itu hanya pekerjaan. Temukan yang bisa menggaji dengan baik, meskipun tidak semuanya menyenangkan. ”

Setidaknya kamu akan menghabiskan sekitar 90.000 jam kehidupanmu di tempat kerja. Jika kamu membenci setiap menit yang berlalu dalam pekerjaanmu, itu hanya menambah banyak kesengsaraan.

Mencari pekerjaan baru bisa menjadi peluang sempurna untuk mencari sesuatu yang selaras dengan apa yang ingin kamu lakukan dengan 90.000 jam itu. Jangan hanya mencari pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Carilah sesuatu yang memuaskanmu.

“Pilihan kariermu dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan. Kurangnya kepuasan kerja atau stres terkait pekerjaan adalah penyebab utama kecemasan, depresi dan gangguan mental dan fisik lainnya,” kata Echols. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version