Topcareer.id – Pemerintah, lewat Kementerian Perhubungan, berencana mengubah stasiun kereta api Manggarai menjadi stasiun pusat menggantikan peran Gambir. Rencana ini bakal terealisasi tahun 2021.
Kelak, stasiun Manggarai tak hanya melayani penumpang kereta commuter line dari arah Tanah Abang, Kota, Bogor dan Bekasi serta bandara Soekarno Hatta, melainkan juga kereta jarak jauh ke Bandung serta kota-kota lain di Pulau Jawa. Masalahnya, apa infrastruktur dan sarana penunjangnya sudah siap?
Pengamat transportasi Deddy Herlambang pada Topcareer.id, Selasa (9/10/2019) mengatakan rencana menjadikan Manggarai sebagai stasiun pusat bukan hal baru. “Telah ada kajian dari JICA tahun 1985 dan 1991 untuk menjadikan Manggarai sebagai terminal/stasiun terpadu atau hub besar berbasis rel,” katanya.
Namun, katanya pula, telah banyak hal yang terjadi sejak kajian itu dibuat sekitar 25 tahun lalu. Misalnya, 25 tahun lalu pengguna kendaraan umum mencapai 56 persen, sedangkan kini lebih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi.
Yang menggunkan transportasi umum hanya sekitar 23-25 persen. Sementara itu pertumbuhan jalan hanya 0,01 persen per tahun. Artinya, tak ada perubahan signifikan atas jumlah jalan seperti 25 tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan kendaraan baru mencapai 12-16 persen per tahun. Dulu juga belum ada yang memprediksi booming transportasi online.
Pendek kata, kini jalan kian padat oleh kendaraan dibanding 25 tahun lalu. Yang berarti pula akses ke stasiun kian sulit akibat kemacetan. Saat ini di Stasiun Manggarai tengah dibangun sarana yang lebih megah. Namun, itu akan percuma bila akses ke stasiun tetap sulit.
“Untuk referensi, Bandara Kertajati di Jabar, sebuah bandara baru yang megah bila tidak didukung oleh infra-struktur akses menuju bandara, okupansi bandara juga sulit mencapai ideal sesuai load-factor yang diinginkan,” jelas Deddy.
Setiap hari ada sekitar 100.000 penumpang transit di Manggarai. Bila ditambah penumpang kereta antar-kota dipastikan bakal lebih banyak lagi. Memang ada integrasi fisik dengan bus Metrotrans (TJ), tapi bus itu lebih tepat untuk pengguna commuter line yang bawaannya minim. Bukan penumpang kereta antar-kota yang bawaannya banyak. Mereka mungkin akan lebih memilih naik taksi reguler atau taksi-online. Yang berarti pula akan menambah kepadatan di depan stasiun. Saat ini belum ada ruang parkir dan ruang drop off di Stasiun Manggarai.
Deddy lalu menyimpulkan, “Sebaiknya dikaji ulang untuk rencana pemindahan fungsi stasiun ini sebelum akses jalannya siap. Belum lagi di kawasan tersebut kerap terjadi tawuran massal antar kelompok warga yang mengganggu perjalanan kereta.”
Nah, Pak Menteri, ada banyak PR untuk mewujudkan stasiun pusat Manggarai yang ciamik. *
Editor: Feby Ferdian