TopCareerID

Studi: 70 Persen Perusahaan Intip Medsos Calon Karyawan

Topcareer.id – Percayalah bahwa media sosial alias medsos punya dampak serius terhadap kehidupan profesionalmu, termasuk karier. Menurut survei 2018 CareerBuilder, 70 persen pengusaha menggunakan media sosial untuk menyaring kandidat selama proses perekrutan.

Lewat sosial media, kamu bisa membuat peluang atau malah kehilangan perkerjaan di masa depan. Masih dari survei CareerBuilder, 43 persen pengusaha menggunakan media sosial untuk memeriksa karyawan saat ini.

“Karena kita cenderung melihat akun media sosial pribadi kita sebagai ‘pribadi,’ ada peluang bagus bahwa dengan melihat profil seseorang, kita akan melihat sekilas kepribadian mereka di luar resume,” kata DeeAnn Sims, pendiri SPBX dalam laman Business News Daily.

Baca juga: AI Researcher di Facebook, Seperti Apa Kerjanya?

Jangan hapus seluruh profil media sosialmu

Sementara ketakutan akan hal yang memalukan atau negatif mungkin bisa saja membuat beberapa kandidat menghapus persona online mereka, misal menghapus akun Facebook. Perusahaan mengatakan bahwa strategi itu dapat menjadi bumerang.

Sekitar setengah dari perusahaan (47 persen) mengatakan mereka tidak akan menelepon seseorang untuk wawancara jika mereka tidak dapat menemukannya secara online.

Lebih dari seperempat pengusaha mengatakan itu karena mereka suka mengumpulkan lebih banyak informasi sebelum memanggil seorang kandidat, dan 20 persen mengatakan itu karena mereka mengharapkan para kandidat untuk memiliki kehadiran online.

“Apakah itu disengaja atau tidak, ini (tidak memiliki akun sosmed) selalu terasa seperti kamu memiliki sesuatu untuk disembunyikan,” kata Sims.

Baca juga: Bocoran Cara Agar Menonjol di Tempat Kerja dari Bos Facebook

Apa yang harus dihindari di sosial media?

Meskipun mungkin tidak mencari sesuatu yang negatif, lebih dari setengah perusahaan yang disurvei (57 persen) mengatakan mereka telah menemukan sesuatu yang membuat mereka tidak mempekerjakan seseorang.

Menurut survei, berikut ini adalah jenis posting dan perilaku terkemuka yang membuat perusahaan enggan merekrut, dan mungkin perlu dihindari oleh pencari kerja:

Studi ini menemukan bahwa 48 persen pengusaha menggunakan situs jejaring sosial untuk meneliti karyawan saat ini. Dari mereka, 34 persen telah menemukan konten yang menyebabkan mereka mendisiplinkan atau bahkan memecat seorang karyawan.

Studi ini didasarkan pada survei lebih dari 1.000 manajer perekrutan dan profesional sumber daya manusia di berbagai industri dan ukuran perusahaan di sektor swasta. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version