Topcareer.id – Salah satu produk brand lokal yang turut meramaikan Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 adalah Batik Marunda. Selain memamerkan produknya, Batik Marunda juga mengadakan talk show dengan tema “Membatik Untuk Jakarta.”
Talkshow ini dibawakan oleh host Melvin Bonardo Simanjuntak (Juara Abang None 2017 Jakarta Selatan), dan dihadiri oleh 3 narasumber yaitu Veronica Tan sebagai penggagas Marunda, Irma Gamal Sinurat pembina komunitas membatik Marunda, dan Desainer pola Wendy Sibarani.
Dalam talkshow ini menceritakan bagaimana awal mulanya Batik Marunda bisa eksis hingga sekarang. Batik Marunda ini dibuat oleh para ibu-ibu rumah tangga penghuni rusun Marunda yang dulunya merupakan penghuni bantaran sungai dan berbagai tempat yang kena penggusuran.
Baca juga: Begini Tampilan Baru Jakarta Fashion Week 2020
Berawal sekitar tahun 2014 saat Indonesia sedang ramai mempersoalkan bahwa Batik milik Indonesia, Veronica Tan dan Irma Gamal Sinurat mencoba berusaha membantu warga rusun Marunda untuk memiliki usaha agar bisa mandiri dengan mengadakan pelatihan membatik.
Berangkat dari ide brilian ini, Veronica dan Irma meminta bantuan seorang desainer pola batik yang sudah berpengalaman Wendy Sibarani untuk mengisi pelatihan membatik di Rusun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Bermula dari 2 orang
Irma mengungkapkan kesulitan saat pertama kali memulai pelatihan, awalnya berhasil mengumpulkan 100 orang, namun yang bertahan hanya 2 orang saja. Veronica tidak patah arang, ia tetap mencari cara dan meminta Irma untuk terus mengumpulkan orang untuk mengikuti pelatihan.
Pencarian dilakukan hingga daerah Rawa Bebek. Dari sana mulai banyak orang yang ikut. Usaha mereka bertiga pun membuahkan hasil, semakin lama peserta semakin bertambah hingga sekarang.
Ketika pertama kali Batik Marunda coba untuk dipasarkan, Irma membantu pemasarannya dengan menawarkan Batik Marunda sambil memohon belas kasihan orang yang ditawarkannya dengan mengatakan bahwa itu hasil buatan ibu-ibu penghuni rusun, sejak itu mulai ada beberapa pembeli.
Baca juga: Ilmu yang Dibutuhkan untuk Jadi Fashion Stylist
Dan kini para anggota komunitas telah memiliki pride nya sendiri, mereka pun meminta pada Irma agar saat menawarkan batik langsung saja sebut brand nya “Batik Marunda” tanpa harus meminta belas kasihan lagi. Mereka yang membuat batik pun sekarang bisa memiliki uang tambahan tanpa merepotkan suami. Mereka rata-rata mendapat tambahan penghasilan sekitar 1.5 juta rupiah perbulan tergantung seberapa banyak produktivitas mereka.
Pelatihan ini memang oleh Veronica Tan ditujukan untuk bisa menambah penghasilan para ibu rumah tangga penghuni Rusun Marunda. Veronica menyampaikan pada pada mereka akan pentingnya hal ini bagi mereka. Ketrampilan selain bisa menghasilkan bisa juga diturnkan kepada anak-anak mereka.
Hasil dari kerja keras Veronica, Irma, dan Wendy mulai terlihat awalnya saat Dekranasda membantu Batik Marunda untuk eksis di pameran-pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Batik Marunda juga pernah masuk dalam pameran ekspor di BSD city, dan mulai rutin hadir mengisi acara JFW sejak 2018. *
Editor: Ade Irwansyah