TopCareerID

Review The Good Liar, Bukan Cerita Kakek-Nenek Jatuh Cinta Lagi

Adegan film The Good Liar. (dok. Warner Bros)

Topcareer.id The Good Liar sejatinya adalah film yang semakin sedikit kamu tahu tentang filmnya, semakin nikmat saat ditonton. Jadi sebetulnya, yang harus kamu lakukan adalah berhenti membaca ulasan ini dan pergi ke bioskop mencari tahu sendiri isi filmnya.

Namun, jika kamu berkeras ingin tahu dan butuh pertimbangan sebelum nonton, silakan baca ulasan ini. Saya berjanji sesedikit mungkin tak membocorkan bagian kunci filmnya.

Begitu nonton trailernya, yang segera terbit dalam benak adalah ini kisah cinta pria dan wanita yang berumur uzur. Saya sempat mengira ini kisah kakek-nenek yang menemukan cintanya kembali.

Baca juga: Hari Guru Nasional 2019: Nostalgia Laskar Pelangi, Film Indonesia Terbaik Tentang Guru

Awalnya pun mengesankan demikian. Helen Mirren dan Ian McKellen memerankan Betty dan Roy yang ketemu lewat situs kencan bagi warga uzur. Di situs kencan, mereka mengaku sebagai Estelle dan Brian. Keduanya juga berbohong soal kebiasaan minum dan merokok.

Pertemuan pertama berlangsung lancar. Betty dan Roy tampak punya chemistry dan menjalin hubungan berdasar saling percaya. Namun kita segera tahu, Roy bukan pria baik-baik. Ia punya bisnis yang melanggar hukum dan kebohongan lain, di luar yang ia kenalkan pada Betty dan kita, penonton filmnya di awal.

Sampai di sini pertanyaan yang menggelayut adalah, apa Betty akan jadi korban Roy berikutnya? Segera itu pula kita merasa kasihan pada Betty yang tampak tulus jatuh hati pada Roy.

Baca juga: 11 Film Terlaris Sepanjang Masa Rilisan Disney

Namun, film ini membelokkan ceritanya. Tidak hanya sekali, namun berkali-kali. Ketika menyangka ini kisah cinta orang uzur, kita salah. Ketika mengira ini tentang upaya licik menguras harta orang lain, kita salah.

Kenikmatan menonton film jenis ini adalah saat apa yang kita percayai, diruntuhkan di depan kita. Menonton film ini seperti sedang menyaksikan salah satu episode serial klasik Alfred Hitchcock Presents. Kekuatan serial itu adalah plot twist di akhir maupun ironi yang ditawarkan ke penontonnya.

Itu pula yang ditawarkan The Good Liar. Film yang diangkat dari novel berjudul sama ini menegaskan apa yang ada di depan mata, bisa jadi bukan kenyataan sesungguhnya. Setiap orang berbohong, entah besar atau kecil, untuk kebaikannya maupun orang lain.

Baca juga: REVIEW FILM: Countdown, Aplikasi untuk Mengetahui Sisa Umur Kamu

Bill Condon, yang antara lain membuat Gods and Monsters serta Mr. Holmes selain The Twilight Saga: Breaking Down dan Beauty and the Beast, pintar mengecoh penonton. The Good Liar kian mengasyikkan pula ditonton berkat akting Helen Mirren dan Ian McKellen yang tak perlu kita ragukan kualitasnya.

The Good Liar membuktikan film yang asyik ditonton tak melulu harus dibintangi aktor ganteng dan cantik atau menyuguhkan ledakan dan efek khusus dahsyat. Menonton orang-orang yang menyembunyikan kepribadiannya pun bisa jadi pengalaman sinematik yang layak dilakoni. *

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version