Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Mana Lebih Baik, Metode Belajar Hapalan atau Kreatif?

Ilustrasi pemenuhan guru.Ilustrasi pemenuhan guru. (dok. istimewa)

Topcareer.id – Kemampuan menghapal mungkin perlu untuk beberapa hal, tapi dalam proses belajar tak selamanya menghapal jadi cara yang tepat. Murid sekolah kerap diminta menghapal pelajarannya ketimbang diajak berpikir dan berdiskusi untuk mengolah informasi.

Pakar Pendidikan, Itje Chodijah mengatakan bahwa hal itu yang terjadi di sekolah selama ini. Proses belajar lewat hapalan hanya memudahkan guru, tapi itu tak membantu anak untuk berpikir secara kreatif.

“Anak murid disuruh menghapal, lalu gurunya memberi soal terkait hapalan itu, kemudian diberi nilai. Yang mereka dapat hanya nilai di atas kertas itu saja,” kata Itje dalam Diskusi Media HSBC di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Baca juga: Cerita Guru yang Tak Lelah Hadapi Murid Bandel Sekalipun

Menurut Itje akan berbeda ketika proses belajar melibatkan kreativitas dan melupakan metode hapalan. Ketika menggunakan kreativitas, kata Itje, maka pengetahuan yang didapatkan oleh anak tidak serta merta diujikan, tetapi dibahas, diinternalisasikan pada anak, dan kemudian dihubungkan pada lingkungan yang ada di sekitar anak.

Kalau sudah begitu, maka anak bisa memproduksi informasinya dengan baik. Ketika itu terbiasa dilakukan dalam kegiatan sekolah, maka kreativitas akan jadi bagian dari hidupnya. Di industri kerja pun akan sangat berguna.

Baca juga: ni Langkah Kemendikbud `Beberes` Guru

“Karena kembali lagi perubahan itu menuntut kebiasan guru. Karena begitu di dalam kelas, guru mengajak anak-anak untuk  menganalisa informasi yang dibaca tidak dihapalkan. Guru menggunakan bahasa yang tepat, attitude yang tepat, yang kemudian dia tahu bagaimana menjadikan anak-anak punya motivasi dalam membuat kesimpulan berdasarkan pandangannya sendiri,” jelas Itje.

Metode belajar hapalan versus kreativitas ini juga diakui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim dalam pidatonya di Hari Guru Nasional yang jatuh pda 25 November 2019.

“Anda frustasi karena Anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal,” seperti dikutip dari pidato Mendikbud. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply