TopCareerID

Studi: Karyawan yang Dilecehkan oleh Atasan Menjadi Bos yang Baik

Ilustrasi (Dok. Six Seconds)

Topcareer.id – Apakah kamu sering dibikin stres oleh bosmu di kantor? Anggaplah itu sebagai bahan belajar.

Sebuah studi baru telah menetapkan perlakuan buruk dan pelecehan oleh orang-orang di posisi manajemen tidak selalu mengarah pada perilaku kasar oleh karyawan tingkat junior.

Ketika diberi posisi kepemimpinan, mantan korban penganiayaan atau pelecehan di tempat kerja memiliki kemungkinan lebih besar untuk memperlakukan bawahan mereka sendiri dengan cara yang lebih baik. Sebab mereka telah melalui pembelajaran dari perilaku buruk bos sebelumnya.

Para peneliti di University of Texas di El Paso bekerja sama dengan yang lain dari Singapore Management University, Suffolk University, dan The UCF College of Business bersama-sama melakukan beberapa percobaan yang dilakukan selama beberapa tahun.

Baca juga: Ingin Lebih Produktif? Awali Hari di Kantor dengan 6 Hal Ini

Dalam eksperimen ini, para peneliti menilai variasi dalam perilaku dan sikap para supervisor yang telah mengalami penganiayaan dan pelecehan oleh atasan mereka dan yang belum pernah melalui pengalaman seperti itu. Mereka memeriksa bagaimana kedua kelompok ini memperlakukan bawahan mereka sendiri.

Dari eksperimen itu, kemudian menetapkan bahwa supervisor yang  pernah dilecehkan, mengungkapkan kebaikan dan rasa hormat terhadap karyawan junior. Ini terlepas dari perlakuan buruk yang mereka dapatkan dari bos mereka.

Studi ini mencatat bahwa para pekerja telah memutuskan mereka tidak akan mengulangi tren perlakuan kasar pada bawahan mereka sendiri, tetapi menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda.

Menurut peneliti utama, Profesor Shannon Taylor dari UCF College of Business, penelitian ini telah menyajikan titik terang bagi individu yang telah mengalami penganiayaan di tempat kerja mereka.

Baca juga: Pekerja Kantor Hanya Produktif 3 Jam Sehari, Sisanya Kemana?

Manajer atau supervisor yang pernah mengalami pelecehan tersebut memahami bagaimana pengalamannya. Oleh karena itu, mereka tidak ingin juniornya mengalami pengalaman yang sama. Sehingga mereka bertekad untuk memanfaatkan bentuk kepemimpinan yang lebih baik.

“Inilah sebabnya kebanyakan dari mereka berubah menjadi pemimpin yang lebih baik,” kata Profesor Shannon Taylor dalam study yang diterbitkan Journal of Applied Psychology.

Taylor mengamati, meskipun tidak ada ekspektasi pelecehan di tempat kerja menghilang, banyak perusahaan semakin belajar dan berusaha untuk menyelesaikan masalah penyalahgunaan tempat kerja ini melalui pelatihan manajer dan menciptakan lingkungan tempat kerja yang positif.

“Karyawan dan manajer tidak hanya harus mengambil sikap dengan melaporkan perilaku buruk, tetapi  juga bisa dengan menolak gaya penyalahgunaan kepemimpinan.” *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version