TopCareerID

Trik Psikologi Hadapi Wawancara Kerja (bagian 1)

Ilustrasi. Sumber foto: JBCconnect.com

Ilustrasi. Sumber foto: JBCconnect.com

Topcareer.id – Hampir setiap aspek menjadi pertimbangan dalam perekrutan kandidat kerja, apalagi ketika wawancara tatap muka.

Memperoleh kepercayaan dan tampak kompeten di mata tim rekruter bisa disiasati dengan trik-trik psikologi. Business Insider merangkum beberapa trik psikologi untuk membuat wawancara kerjamu sukses.

Bagian pertama dari tulisan.

1. Jadwalkan wawancara sekitar pukul 10:30 pagi pada Selasa

Menurut Glassdoor, waktu “terbaik” untuk wawancara adalah yang terbaik untuk pewawancara, bukan waktu yang terbaik untukmu.

Secara umum, kamu harus menghindari rapat pagi karena pewawancara mungkin masih sibuk dengan semua yang mereka butuhkan untuk dilakukan hari itu.

Kamu juga ingin menghindari pertemuan terakhir karena pewawancara mungkin sudah memikirkan apa yang harus mereka capai di rumah.

2. Cocokkan warna pakaian dengan image yang ingin kamu sampaikan

Survei CareerBuilder tentang manajer perekrutan dan profesional sumber daya manusia menemukan bahwa warna pakaian yang berbeda memberikan kesan berbeda.

Dua puluh tiga persen pewawancara merekomendasikan mengenakan warna biru, yang menunjukkan bahwa kandidat adalah pemain tim, sementara 15% merekomendasikan kulit hitam, yang menunjukkan potensi kepemimpinan.

Sementara itu, 25% mengatakan oranye adalah warna terburuk yang dikenakan, dan menunjukkan bahwa kandidat itu tidak profesional.

3. Sesuaikan jawaban dengan usia pewawancara

Dalam buku “Crazy Good Interviewing,” John B. Molidor dan Barbara Parus menulis bahwa kamu harus bersikap sedikit berbeda berdasarkan generasi pewawancara. Inilah pemecahannya:

4. Temukan kesamaan dengan pewawancara

Menurut “hipotesis kesamaan-ketertarikan,” kita cenderung menyukai orang-orang yang memiliki sikap yang sama.

Jadi, jika kamu tahu pewawancara benar-benar menghargai layanan masyarakat, maka kamu juga perlu melakukannya. Cobalah untuk membicarakan topik itu dalam percakapan.

5. Berkaca pada bahasa tubuh pewawancara

“Efek bunglon” adalah fenomena psikologis yang menggambarkan bagaimana orang cenderung lebih menyukai satu sama lain ketika mereka menunjukkan bahasa tubuh yang serupa.

Pakar bahasa tubuh, Patti Wood mengatakan bahwa idealnya itu terlihat seperti kamu “menari” dengan orang lain.

Jadi jika pewawancara condong ke depan di kursinya dan meletakkan tangannya di atas meja, jangan ragu untuk melakukan hal yang sama. Tenang, kemungkinan dia tidak akan memperhatikan bahwa kamu menirunya.

Exit mobile version