TopCareerID

Awas Kanker! Mulailah Kurangi 5 Makanan Ini

Sumber foto: Safebee

Sumber foto: Safebee

Topcareer.id – Pola makan yang baik telah menjadi bagian dari rutinitas harian banyak orang. Banyak dari kita yang mengurangi konsumsi daging secara signifikan untuk diet yang lebih seimbang dan sehat.

Mengutip msn.com, Senin (20/01/2020), sejumlah pakar kesehatan juga merekomendasikan untuk menghindari makanan dan minuman tertentu demi terhindar dari penyakit berbahaya, salah satunya adalah kanker.

Apa saja? Berikut beberapa di antaranya:

Makanan ultra proses/olahan
Roti kemasan, mie instan, camilan manis, bakso, nugget, dan produk lain yang dibuat dengan bahan pengawet tambahan adalah jenis makanan ultra proses/olahan yang harus kamu hindari. Para peneliti menemukan peningkatan 10 persen dari konsumsi makanan ultra olahan ini meningkatkan risiko kanker sebesar 12 persen.

Daging olahan
Mulailah kurangi daging olahan seperti sosis, hot dog, daging kornet, ham, daging kaleng dan dendeng. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa konsumsi daging olahan berkontribusi pada hampir 34.000 kematian akibat kanker setiap tahun di seluruh dunia. Bahkan, produk ini telah ditempatkan dalam kategori karsinogenik yang sama di samping merokok karena risiko kankernya.

Baca juga: 7 Penyebab Kanker Ginjal yang Perlu Diwaspadai

Daging merah
WHO juga membenarkan bahwa daging yang masih merah atau cenderung mentah juga memiliki efek penyebab kanker pada manusia. Ini telah dikaitkan dengan kanker kolorektal, pankreas dan prostat. Daging merah umumnya berasal dari daging sapi, babi, domba, dan kambing.

Alkohol
National Cancer Institute mengonfirmasi bahwa alkohol bisa meningkatkan risiko kanker. Minum alkohol secara berlebihan dapat memicu beberapa jenis kanker.

Soft drink
Hampir semua orang suka minum soft drink. Namun, minuman manis ini mengandung gula dalam jumlah tinggi, dan juga berkontribusi terhadap perkembangan kanker. Studi menunjukkan bahwa hanya 3,3 ons soft drink per hari bisa membuat seseorang 18 persen lebih mungkin terkena kanker.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version