Topcareer.id – Hingga saat ini (Senin, 27/1/2020), setidaknya virus corona dari Wuhan, China, sudah menyebar di 10 negara. Namun, ketika virus corona di awal-awal terdengar, banyak jurnalis yang mengaku diancam penangkapan, bahkan ditahan lantaran melaporkan wabah tersebut.
Di China sendiri, tercatat 80 orang telah meninggal dengan 2.744 kasus terdampak virus corona ini. Penyebaran virus ini mengingatkan kembali pada epidemi SARS pada awal 2000-an, yang coba ditutup-tutupi oleh pemerintah China.
Virus corona telah menyebar ke luar Cina ke Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Singapura, Arab Saudi, dan AS.
Baca juga: Upaya Maskapai Indonesia Cegah Penyebaran Virus Corona
Polisi Wuhan melakukan penangkapan saat penyakit itu menyebar
Pejabat China pertama kali melaporkan wabah itu ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember. Awalnya, para pejabat menindak keras pembicaraan tentang penyakit itu secara online.
Hanya empat hari kemudian, polisi Wuhan mengatakan bahwa mereka telah memanggil delapan orang yang dituduh menyebarkan “desas-desus” tentang virus tersebut. Menurut Poynter, orang-orang yang ditangkap usai posting di jejaring sosial Weibo.
Poynter mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada delapan orang itu. Dilaporkan media Global Times milik negara mengutip sumber polisi anonim yang mengatakan kelompok itu tidak ditahan atau dihukum.
Wartawan diancam dan ditahan
Ada juga laporan tentang wartawan yang ditahan atau diancam akan ditangkap saat melaporkan virus corona di Wuhan.
Media berita Hong Kong TVB melaporkan pada 14 Januari sekelompok wartawan, termasuk salah satu reporternya, ditahan selama berjam-jam saat meliput wabah di rumah sakit Wuhan yang telah merawat pasien.
Menurut laporan itu, para jurnalis berada di Rumah Sakit Jinyintan untuk mendapatkan pengarahan di pagi hari ketika sekelompok polisi berpakaian sipil menghadapi mereka dan mulai mengajukan pertanyaan.
Baca juga: 11 Cara Pencegahan Diri dari Virus Corona bagi Traveler
TVB mengatakan, reporternya kemudian dibawa ke ruang polisi di rumah sakit untuk diinterogasi, dan diminta untuk menghapus materi yang di-shoot di rumah sakit.”
Reporter Time Charlie Campbell mengenang kejadian serupa ketika meliput di pasar makanan laut menunjuk sebagai sumber wabah. “Berulang kali diancam akan ditangkap saat mengamati pemandangan dari jalan,” kata dia.
“Seorang petugas polisi di pasar hanya akan mengkonfirmasi mereka melanjutkan analisis,” tulisnya.
Pada hari-hari awal wabah, para pejabat meremehkan keseriusan virus, mengatakan itu bisa dikendalikan, menurut The New York Times.
Poynter melaporkan bahwa para pejabat awalnya mengatakan virus itu berasal dari hewan dan tidak dapat menyebar di antara manusia, sesuatu yang kemudian terbukti tidak benar.
Bila media dibolehkan memberitakannya dengan jujur, tindak pencegahan mungkin bisa segera dilakukan dan virus lebih bisa dikendalikan sejak dini. *