TopCareerID

Nadiem Makarim, Bangun GoJek dengan Cinta Nasionalisme

Nadiem Makarim. (dok. Time)

Topcareer.idCatatan Editor: Nadiem Makariem, yang kini menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sebelumnya mendirikan dan menjabat CEO GoJek. Pada 2015, ketika aplikasi ini mulai booming majalah Topcareer edisi Agustus 2015 memuat profilnya. Artikelnya kembali kami muat dengan harapan kisahnya bisa jadi inspirasi kamu. (ade)

Siapa yang tak kenal GoJek? Layanan ojek yang sedang booming di Jakarta dan sekitarnya ini kini begitu dekat dan menyedot perhatian berbagai kalangan. Siapakah sosok dibalik GoJek.

Nadiem Makarim, founder dan CEO PT GoJek Indonesia adalah orang di balik suksesnya aplikasi GoJek, yaitu layanan aplikasi penyedia jasa ojek yang kini telah tersedia di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Lulusan Harvard University ini memulai bisnis ojeknya sejak ia masih menjadi CEO dari Zalora Indonesia sebagai bisnis sampingan. Sampai pada 2014 ia memutuskan untuk meninggalkan Zalora Indonesia dan fokus penuh terhadap bisnis ojeknya.

Mengenai ide bisnis ojeknya ini, Nadiem mengatakan bahwa ia memulainya atas dasar kebutuhan di mana ia memiliki mobilitas yang tinggi dan kecintaannya pada ojek.

Baca juga: Ini Penjelasan Co-CEO Gojek Terkait Pengunduran Diri Nadiem Makarim

“Hidup saya dikelilingi sama ojek. Saya ketemu sama ojek lima kali sehari buat nganter ini itu. Saya kan orangnya pelupa, jadi sering lupa barang. Sering malas keluar untuk makan. Harus ke meeting. Ya sudah hidup saya ini diselimuti oleh ojek. Jadi cinta ojek. Kebanyakan ide bisnis yang akhirnya berhasil itu datangnya dari kebutuhan,” kata Nadiem.

Memilih dan menjalani profesi sebagai entrepreneur diakui Nadiem karena dirinya tak menginginkan bekerja untuk orang lain. Nadiem juga seorang yang ingin bebas berpikir dan terus berkreasi dengan ide yang ia miliki hingga akhirnya ia putuskan jadi entrepreneur.

“Saya menjadi entrepreneur bukan karena saya ingin jadi entrepreneur. Saya jadi entrepreneur karena nggak bisa kerja buat orang lain. Itu alasannya. Jadi saya itu nggak betah kerja diperusahaan orang lain. Jadi saya ingin selalu mengontrol takdir saya sendiri dan saya ingin berkreasi secara bebas. Itulah alasan saya kenapa memilih entrepreneurship,” jelasnya.

Nadiem Makarim. Sumber foto: Instagram

Dilirik pemain tekno

Dengan optimisme dan keyakinan yang tinggi akan suksesnya GoJek, Nadiem mengakui menjalani bisnis aplikasi ini GoJek ini dengan iman. Poin penting yang ia selalu pegang ketika memulai bisnis ini adalah ia percaya bahwa sektor ini memiliki potensi yang besar. Hal tersebut ia yakini saat menjalani bisnis aplikasi GoJek.

“Yang paling penting harus punya iman. Percaya bahwa potensi seseorang atau sektor itu besar. Kita harus percaya dulu bahwa potensinya dia tidak terbendung dan ternyata benarkan. Orang banyak yang kaget dengan ojek-ojek kami, ada yang bisa bahasa Inggris karena interaksi dengan konsumen. Macam-macam skill set-nya dan itu semua tumbuh secara organik, bukan kami yang ngajarin,” kata Nadiem.

Misi sosial yang dibawa Nadiem membangun GoJek untuk meningkatkan penghasilan para tukang ojek memang berbuah manis. Selain dapat mewujudkan dan membantu tukang ojek, Nadiem mengakui juga sangat senang dengan bisnisnya ini karena GoJek telah menjadi paguyuban terbesar untuk tukang ojek khususnya di Jakarta.

Baca juga: Pemerintah Anugerahi Penghargaan Para CEO Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, dan Gojek

“Mereka sering mengadakan touring, itu semua mereka sendiri yang mengakomodasi. Mereka senang banget punya komunitas. Mereka senang berbagi cerita.”

Dalam membangun bisnis ini, Nadiem juga ingin mengubah mindset masyarakat bahwa profesi sebagai tukang ojek bukanlah suatu profesi rendahan yang tak berbudaya, tak memiliki tata krama, dan tidak pintar.

Menurutnya mentalitas merugikan seperti inilah yang harus diubah oleh masyarakat. “Kami tidak bisa menilai rata semua tukang ojek, angkutan, truk dengan nilai yang buruk. Itu mental yang mungkin menjegal Indonesia. Ini adalah pengembangan sumber daya yang efektif untuk memberikan kesempatan
para ojek melakukan hal-hal yang lebih kompleks.”

Berbeda dengan penyedia jasa layanan serupa, GoJek yang dibangun Nadiem dengan empat layanan sekaligus yang menurutnya ide ini banyak dikagumi oleh pebisnis lain di luar negeri. “Kami sedang dilihat oleh pemain-pemain tekno. Ada yang melihat, meniru, dan lain-lain. Jadi sangat tertarik banget. Saya bangga jadi orang Indonesia bisa menaikkan nama kita di dunia,” ujarnya.

Akuntabilitas pada Indonesia

Berbicara mengenai kompetisi bisnis yang dijalaninya, Nadiem mengungkapkan bahwa ia menjalani bisnis ini untuk Indonesia, di mana ia juga mengharapkan nantinya akan ada banyak orang yang terinspirasi dan memulai bisnis aplikasi seperti dirinya.

“Semua kompetisi asing memang mindset-nya hanya soal duit dan menang. Mereka akan melakukan apapun. Tetapi kami GoJek, kami orang Indonesia, kami di sini akuntabilitas untuk negara, kita nggak bisa lari ke mana-mana kita cuma di sini aja. Visi kita adalah bukan hanya untuk tukang ojek, tapi visi kita untuk membuktikan bahwa teknologi bisa melepaskan potensi ekonomi, sehingga bisa berkembang secara ekponensial.”

Dalam bisnis teknologi aplikasi, yang Nadiem tekankan adalah inovasi yang harus terus diperbarui. “Inovasi tidak dilakukan sekali, tapi terus menerus. Mindset-nya harus ada kadaluarsa sistem. Makanya akan selalu ada fitur-fitur baru dalam aplikasi ini dan kami akan terus mengontrol kualitas di dua platform yang kami gunakan.”

Nadiem Makariem, Mendikbud RI. (dok. istimewa)

Nadiem mengatakan bahwa kualitas dan keamanan pengguna adalah hal menjadi prioritas GoJek. Dan atas dasar itulah ia hanya menyediakan layanan GoJek untuk iOs dan Android. “Banyak kok orang yang pindah ke Android gara-gara mau pakai layanan GoJek,” katanya dengan gelak tawa. *

Penulis: Lanny Kusumastuti
Sumber:Majalah Topcareer edisi Agustus 2015.
Editor web: Ade Irwansyah

Exit mobile version