Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, September 8, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Mengajarkan Kepemimpinan Berkarakter pada Generasi Muda

Talk show Rumah Millennials. (foto: Rino/Topcareer.id)

Topcareer.id – Melalui kepemimpian yang berkarakter akan membantu generasi muda dalam memimpin dalam bidang apapun. Rumah Millenials bekerjasama dengan Museum Sumpah Pemuda mengadakan acara diskusi untuk mengembangkan kepemimpian pelajar berkarakter.

Acara ini berlangsung pada 18 Februari 2020 dan bertempat di Museum Sumpah Pemuda Jakarta Pusat serta dihadiri oleh 120 siswa siswi dari 13 sekolah menengah pertama yang berada di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

Acara ini dihadiri Kepala Museum Sumpah Pemuda Titi Umi Kurniawati, S.Sos, Bpk. Drs. Fitra Ardha, M.Kom, Direktur perlindungan kebudayaan, serta 3 narasumber millenial seperti Imam Pesuwaryantoro (Ketua Bidang Inovasi dan Teknologi Rumah Millenials), Miss Via (Founder Rumah MC Indonesia dan ketua Bidang Public Speaking Rumah Millenials), serta Yudha Adyaksa (Ketua Bidang Pemberdayaan Minat dan bakat Pemuda di Rumah Millenials).

Baca juga: Buat Milenial dan Gen Z, Ini Saran Mahir Public Speaking

Para siswa SMP antusias mengikuti acara ini. Diawali dengan presentasi oleh Imam Pesuwaryantoro yang menjelaskan kepada para siswa tentang apa itu inovasi. “Inovasi tidak harus merupakan hal canggih, dan inovasi bukanlah sesuatu yang berat. Yang penting simple namun efektif untuk menyelesaikan masalah,” kata Imam.

Imam membuat acara cukup meriah dengan melibatkan para siswa untuk membentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 orang namun harus dari sekolah yang berbeda. Dan selanjutnya, Imam meminta tiap kelompok umencari masalah yang ada di museum Sumpah Pemuda hanya dalam waktu 1 menit kemudian mempresentasikan bagaimana cara menyelesaikan masalahnya.

Tujuannya agar siswa melatih diri dalam berinovasi mulai dari hal-hal sederhana. Diharapkan siswa bisa terlatih berpikir cepat serta efektif dalam berinovasi. Skill ini sangat diperlukan untuk menjadi pemimpin yang berkarakter.

Baca juga: Komunitas Rumah Millenials, Membangun Jejaring Milenial Berprestasi

“Di era yang sangat kompetitif ini, kita harus bisa berpikir gila. Agile learning system sudah banyak digunakan oleh perusahaan startup tingkat unicorn dan decacorn. Sistem ini berdasarkan kemampuan setiap individu untuk menganalisa masalah dan mengambil keputusan problem solving dengan waktu singkat,” ujar Imam.

Presentasi selanjutnya diisi oleh Yudha Adyaksa. Menurutnya pemimpin yang berkarakter karakter harus memiliki kunci SESOSIF yaitu:

  • Spiritual
    (memiliki sifat jujur, adil, bersyukur,cinta kasih, ikhlas, dan pemaaf)
  • Emosional
    (memiliki sifat sopan, tangguh, disiplin, empati, ulet, berani, dan teguh)
  • Sosial
    (memiliki sifat ramah, luwes, supel, dan dermawan)
  • Intelektual
    (memiliki sifat kreatif, cerdas, cermat, logis, aktual, dan inovatif)
  • Fisikal
    (harus sehat, segar, bugar, tanggap, ceria, gembira, dan kuat)

“Kalau kalian ingin untuk menjadi pemimpin yang berkarakter, harus bisa mengikuti kondisi perkembangan jaman sekarang, harus fokus dan jangan sampai gagal paham,” kata Yudha. Ia berpesan untuk menjadi pemimpin berkarakter di masa depan tetaplah hidup waras di tengah kehidupan yang tidak waras.

Baca juga: Apa yang Milenial Inginkan dalam Bekerja?

Terakhir, Miss Via menyampaikan bagaimana cara menjadi seorang public speaker yang baik untuk menunjang kepemimpinan yang berkarakter. Ia mengajak para siswa untuk ikut serta aktif dengan meminta siswa maju mempresentasikan tentang dirinya.

“Menjadi pemimpin berkarakter, selain memiliki agility yang baik juga harus pandai berkomunikasi. Dalam 10 kiat sukses The Common Traits of the Best Business Leader, komunikasi menjadi peringkat 3 dari 10 kiat sukses tersebut sebagai modal utama untuk menjadi seorang pemimpin,” ujar Miss Via dengan antusias pada para siswa peserta acara.

Sebelum mengakhiri sesi presentasinya Miss Via kembali memberikan pelatihan langsung kepada para siswa untuk bisa mengatasi perasaan grogi di depan panggung.

“Berbicara di depan umum menjadi hal nomor 1 paling ditakuti di Amerika, sedangkan kematian ada di peringkat 7,” bilangnya.

Acara berlangsung meriah dan komunikasi dua arah antara narasumber dan para peserta cukup menarik. Banyak ilmu bisa diserap oleh para peserta siswa sekolah SMP.

“Acaranya seru, menyenangkan, saya jadi bisa dapat ilmu baru untuk bisa berkomunikasi,” kata Lukman Hakim, salah seorang siswa dari SMP Boarding School Al Ghozi Bekasi. *

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply