Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

WHO Naikkan Risiko Kematian Akibat Virus Corona

Pemeriksaan di jalanan Italia terkait virus korona. (dok. Teller Report)

Topcareer.id – Wabah virus corona COVID-19 yang bermula dari Wuhan, China semula memiliki tingkat kematian global 2 persen. Namun, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Selasa (3/3/2020), tingkat kematian COVID-19 ini sebesar 3,4 persen secara global, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

“Secara global, sekitar 3,4% dari COVID-19 kasus kematian yang dilaporkan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di kantor pusat WHO di Jenewa, seperti dikutip dari laman CNBC.

Tedros melanjutkan, sebagai perbandingan, flu musiman biasa umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1% dari mereka yang terinfeksi.

Baca juga: 8 Mitos Terkait Virus Corona yang Meresahkan (Plus Jawabannya)

WHO pekan lalu mengatakan bahwa tingkat kematian COVID-19 dapat berbeda, mulai dari 0,7% hingga 4%, tergantung pada kualitas sistem perawatan kesehatan tempat ia dirawat. Pada awal wabah, para ilmuwan menyimpulkan tingkat kematian sekitar 2,3%.

Selama jumpa pers Senin, para pejabat WHO mengatakan mereka tidak tahu bagaimana “perilaku” COVID-19, dan mengatakan bahwa virus itu tidak seperti influenza.

Menurut para pejabat WHO, sementara banyak yang diketahui tentang flu musiman, seperti bagaimana penularannya dan perawatan apa yang baik untuk menekan penyakit. Namun, informasi yang sama masih dipertanyakan ketika menyangkut virus corona baru ini.

 “Ini adalah virus unik, dengan fitur unik. Virus ini bukan influenza. Kami berada di wilayah yang belum dipetakan,” kata Tedros, Senin (2/3/2020).

Baca juga: Apa Kantor Kamu Siap Hadapi Virus Corona?

Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, mengatakan bahwa virus corona tidak mentransmisikan cara yang sama persis seperti flu dan pejabat kesehatan telah diberi “setitik cahaya” yang dapat menahan virus.

“Di sini kita memiliki penyakit yang tidak ada vaksinnya, tidak ada pengobatan, kita tidak sepenuhnya memahami penularan, kita tidak sepenuhnya memahami angka kematian kasus, tetapi ini tidak seperti influenza, di mana negara-negara telah berjuang. Di mana mereka telah menempatkan langkah-langkah yang kuat, kami telah sangat melihat bahwa virus ini ditekan,” kata Ryan. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply