Topcareer.id – Upaya memperlambat penyebaran wabah COVID-19 atau corona telah menyebabkan pergolakan besar bagi kehidupan sehari-hari orang, tidak terkecuali tindakan sederhana saling menyapa atau salaman.
Bersalaman jadi salah satu cara yang perlu dihindari kini untuk mencegah penyebaran corona.
Berjabat tangan dilarang, pelukan dihentikan dan ciuman di pipi adalah pilihan yang tidak aman karena pihak berwenang menyarankan orang untuk membatasi kontak untuk mencegah penularan lebih lanjut dari virus corona yang mematikan.
Ini etiket kebersihan yang baik, tetapi membuat canggung pada norma-norma sosial yang telah berusia berabad-abad. Saat kita semua mencari tahu apa yang harus dilakukan, berikut adalah beberapa saran untuk memberi salam ketika menyapa anggota keluarga, rekan kerja atau teman yang ditemui.
Baca juga: Ini Kiat Hindari Stres Selama Wabah Corona Melanda, Menurut WHO
1. Benturan siku atau Elbump
Surgeon General Amerika Serikat Jerome Adams memperkenalkan benturan siku di sebuah konferensi pers di Connecticut sebagai alternatif yang mungkin untuk menghindari virus corona. Dia menunjukkan kepada wartawan bagaimana hal itu dilakukan dengan menunjukkan benturan siku dengan Senator Richard Blumenthal dan Gubernur Ned Lamont. Belakangan, cara salaman model ini disebut “elbump.”
2. Tap kaki
Juga dikenal sebagai “goyang Wuhan” setelah sebuah video viral menunjukkan orang-orang mengetuk kaki di kota Cina yang merupakan jantung dari wabah itu. Presiden Tanzania John Magufuli digambarkan mengetuk kaki dengan pemimpin partai oposisi Maalim Seif Sharif Hamad awal pekan ini.
Sementara itu, Mohammed Barkindo, sekretaris jenderal kelompok penghasil minyak OPEC, direkam dalam video melakukan footshake dengan Menteri Energi Rusia Alexander Novak.
3. Melambaikan tangan
Dalam The Sydney Morning Herald, cara ini sederhana, efektif dan tidak menyentuh bagian tubuh mana pun, bahkan yang berpakaian.
4. Salut
Ketika berbicara dengan seseorang yang berpangkat senior, seperti bos atau ibu, salut adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat tanpa mempersembahkan tangan yang berpotensi dilanda virus.
Membawa tangan ke muka, bagaimanapun, tidak memberikan kesempatan lain bagi tetesan pernapasan untuk mencapai zona T mulut, hidung dan mata. *
Editor: Ade Irwansyah