Topcareer.id – Meski kaum millenial dikenal memiliki pemikiran yang segar, inovatif, dan sangat berkontribusi untuk perusahaan, belakangan banyak perusahaan yang menganggap mereka sebagai generasi kutu loncat.
Di mata mereka, generasi milenial hanya akan singgah di kantor hanya dalam hitungan bulan saja. Beberapa dari mereka mengajukan surat resign lantaran mengalami burnout syndrome.
Burnout syndrom sendiri terjadi karena kadar stres yang tinggi. Stres ini bisa dipicu oleh jam kerja yang terlalu lama, beban kerja yang berlebih, hingga hubungan yang tidak baik antar sesama rekan kerja.
Nah, bagi perusahaan, penting nih untuk mengetahui tahapan terjadinya burnout syndrom. Dengan begitu, perusahaan bisa langsung melakukan tindakan dan membuat para karyawannya batal mengajukan surat resign.
Antusiasme
Saat memiliki karyawan baru, biasanya mereka akan sangat antusias dalam menerima beragam pekerjaan atau penugasan. Tahapan ini disebut tahap Antusiasme.
Tahap ini bisa terjadi di awal bulan atau tahun-tahun awal ketika mereka mulai bekerja. Pada tahapan ini, karyawan kamu memiliki motivasi yang sangat tinggi dalam bekerja.
Stagnasi
Setelah mulai terlibat dalam beragam kesibukan dan rutinitas, karyawan kamu akan mulai memasuki tahap stagnasi. Pada tahap ini, kejenuhan karyawan kamu akan mulai dipicu oleh usulan atau harapan mereka yang tidak terpenuhi atau tidak didengarkan. Ciri-ciri sudah masuk ke tahap ini adalah seringnya karyawan mengeluhkan atas usulan atau harapan tersebut.
Frustasi
Pada tahap ini, kamu harus sudah mulai waspada. Dalam diri karyawan kamu akan mulai muncul perasaan kecewa, tidak berdaya. Hal ini akan membuat kamu mulai kehilangan kontrol pada diri mereka.
Antusiasme yang ada pada tahapan awal kini berubah menjadi kelelahan. Salah satu ciri pada tahap ini adalah mereka akan mudah tersinggung.
Apatisme
Jika kamu tidak dapat mengatasi atau melakukan perubahan di tempat kerja, karyawan kamu akan memasuki tahapan ini. Mereka akan mulai apatis atau tidak peduli.
Motivasi dan kepercayaan diri mereka pun akan terasa hilang, berganti dengan kebosanan dan kejenuhan yang membuat mereka tidak memiliki semangat lagi untuk membuat perubahan. Apalagi jika pimpinan masih tetap sulit untuk mendengarkan atau menerima usulan mereka.
Keputusasaan
Di sinilah tahap puncaknya. Karyawan kamu tidak lagi memiliki gairah kerja. Keyakinan akan masa depan pun menghilang. Cirinya adalah mengalami tanda-tanda depresi dan mulai melakukan tindakan-tindakan negatif.
Jika sudah di tahap ini, perusahaan perlu energi ekstra untuk membuat mereka kembali bersemangat dan bergairah bekerja seperti semula.
Catatan: Artikel ini pernah dimuat di majalah Topcareer edisi Desember 2012 dengan judul “Waspadai Burnout Pada Karyawan Anda”.