Ketiga. Pikirkan siapa saja yang telah mendukung kamu hingga sampai di titik ini
Coba ingat, siapa saja yang telah membantu, mengasihi, dan memberi dukungan pada kamu selama ini? Kirimkan ucapan terima kasih, apakah itu dalam bentuk doa atau mengungkapkannya secara langsung. Hal yang lumrah jika keluarga termasuk orang-orang terdekat yang mendukung selama ini. Jadi jangan pernah melupakan keluarga, merekalah orang-orang terpenting yang akan selalu terikat dengan kamu.
Keempat. Pertimbangkan lagi amarah atau penyesalan yang ditujukan pada anggota keluarga
Namanya keluarga, wajar jika hubungannya seperti roller-coaster, naik turun. Dan karena masih ada ikatan keluarga, tidak jarang jika sesuatu yang positif dianggap angin lalu.
Sebaliknya ada kecenderungan untuk lebih fokus pada semua ketidakadilan yang dirasakan. Artinya hanya sedikit memberikan apresiasi. Sudahi berpikir “Kan sudah seharusnya dia begitu sebagai anak sulung” atau “Sudah dari sananya orangtua bertindak begitu terhadap anak-anaknya” dan banyak lagi.
Coba saja ingat, berapa kali kamu bertengkar atau beradu argumen dengan orangtua? Dulu, kamu melihat tindakan mereka seperti menghalangi pertumbuhan emosional kamu sebagai remaja. Padahal mereka sudah mencoba melakukan yang terbaik, mengendalikan dan membesarkan keluarga dengan segala kesulitannya.
Walau hasilnya tidak sempurna, ada yang bisa kamu apresiasi bahkan patut disyukuri. Mungkin ada yang mereka korbankan demi kebahagiaan anak-anak.
Daripada mengingat saat-saat seru bertengkar, mendingan coba cari tahu cara-cara seperti apa saja yang dilakukan keluarga untuk membahagiakan kamu dan lupakan hal-hal buruk yang pernah ada. Bagaimana pun, mereka adalah keluarga kamu.
Kelima. Bantu orang lain
Tawarkan diri untuk membantu di dapur, menyiapkan meja (sebelum makan), atau bahkan mencuci piring. Kalaupun kamu tak punya pembicaraan menyentuh apalagi mengharukan dengan segenap anggota keluarga, tetap ada sesuatu yang berarti mana kala kamu menunjukkan rasa syukur melalui tindakan dan perilaku.
Apa pun yang kamu lakukan, berikan dengan ikhlas tanpa pamrih. Lakukan karena kamu ingin melakukannya dan itu berarti bagi kamu.*