Topcareer.id – Bisnis dan ekonomi amburadul diterjang wabah virus corona. Tidak hanya satu wilayah saja, tapi hampir seluruh dunia. Namun, di tengah pesimisme ini, ada sedikit harapan: badai pasti berlalu. Para CEO di seluruh dunia sudah menduga akan pukulan bisnis dari virus corona dan yakin bisa normal dalam beberapa bulan mendatang.
Survei The Young Presidents’ Organization’s (YPO) menyebut mayoritas pemimpin tetap yakin bahwa perusahaan mereka akan kembali pada pijakan yang kuat dalam tahun ini, menurut sebuah studi baru tentang dampak bisnis dari wabah COVID-19, nama resmi penyakit.
Survei YPO yang dirilis Selasa (17/3/2020) tentang dampak bisnis wabah COVID-19, menemukan bahwa 82% pemimpin bisnis menduga penurunan pendapatan selama enam bulan ke depan.
Baca juga: Kantor Open Space Dorong Ketakutan Karyawan Tertular Corona
Tetapi survei itu juga menyatakan bahwa lebih dari setengah (54%) CEO yang disurvei mengantisipasi pendapatan akan kembali normal dalam waktu satu tahun. Dan 61% CEO berharap total investasi tetap mereka tidak berubah dari tahun ke tahun.
Dari catatan, studi, ini mensurvei lebih dari 2.750 CEO di 110 negara, dilakukan dari 10-13 Maret 2020, tepat sebelum langkah-langkah baru yang bertujuan untuk membatasi wabah.
Pada saat ditanya, responden di Asia, dan khususnya China, tempat virus itu diduga berasal, menghadapi dampak terbesar, dengan 84% melaporkan merasa terpukul. Wilayah ini diikuti oleh Asia Selatan, yaitu India, Nepal dan Sri Lanka (78%), Timur Tengah dan Afrika Utara (74%) dan Eropa (70%).
Bisnis di Australia dan Selandia Baru (52%), AS (50%) dan Kanada (45%) kemudian merasa relatif kurang terpengaruh. Hampir setengah dari semua responden berasal dari AS.
Anggota YPO dan ketua eksekutif bisnis perawatan kesehatan yang berbasis di Singapura Novena Global Lifecare, Nelson Loh mengatakan kepada “Street Signs” CNBC bahwa sentimen bisnis berhati-hati dan pemutusan hubungan kerja global tidak akan terhindarkan.
Pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia meningkatkan langkah-langkah baru yang bertujuan untuk mengekang dampak ekonomi terhadap virus.
Bagaimana CEO merespons
Di antara industri yang melihat dampak terbesar dari kejatuhan itu adalah industri pelayanan dan perjalanan (89%), pendidikan (87%) serta media dan hiburan (80%). Sementara itu, perusahaan-perusahaan produksi di bidang pertanian, pabrik, tambang dan utilitas melaporkan beberapa kenaikan dalam pendapatan.
Namun demikian, para pemimpin bisnis mengatakan mereka mengambil langkah-langkah baru untuk mengekang dampak virus. Termasuk berkomunikasi lebih teratur dengan karyawan (68%), mengadopsi prosedur kesehatan dan keselamatan baru (67%), membatalkan acara besar (64%) dan menghentikan perjalanan bisnis (53%).
Nelson Loh mengatakan hal itu dapat memberikan kesempatan bagi para pemimpin untuk berinovasi dan menemukan cara baru dalam berbisnis.
“Virus telah benar-benar mengganggu cara bisnis bekerja, adopsi teknologi dan komunikasi jarak jauh akan menjadi jalan ke depan,” katanya kepada CNBC Make It.*
Editor: Ade Irwansyah