TopCareerID

Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Udara dan di Atas Permukaan?

Warga Iran memakai masker saat di luar rumah. (dok. AP)

Topcareer.id – Sebelumnya, penularan virus corona yang terjadi antara individu terjadi dari jarak enam kaki atau kurang dari subjek melalui tetesan infeksi yang dihasilkan oleh bersin atau batuk. Namun, kini peneliti mengidentifikasi bentuk penularan COVID-19 melalui udara.

Para ilmuwan dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases memperpanjang set data dengan menentukan perkiraan lamanya waktu virus corona baru bertahan saat ada di udara dan di atas permukaan.

“Sebuah virus corona baru yang sekarang bernama coronavirus 2 sindrom pernapasan akut (SARS-CoV-2) muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019 dan sekarang menyebabkan pandemi,” sebut penulis makalah, seperti dilansir dari laman The Ladders.

Baca juga: WHO: Setidaknya 20 Vaksin Virus Corona Sedang Dikembangkan

“Kami menganalisis aerosol dan stabilitas permukaan SARS-CoV-2 dan membandingkannya dengan SARS-CoV-1, coronavirus manusia yang paling erat kaitannya.”

Menurut para peneliti, Covid-19 tetap menular selama setidaknya tiga jam dalam aerosol dan dapat tetap aktif pada permukaan plastik dan stainless steel selama sekitar tiga hari. Di atas karton, virus tetap dapat bertahan hingga 24 jam.

Pada tembaga, dibutuhkan sekitar empat jam bagi virus untuk mati. Covid-19 dapat hidup di layar smartphone, (dengan asumsi mereka terdiri dari bahan kaca) hingga 96 jam atau hanya sekitar empat hari.

Perlu dicatat bahwa patogen tidak berpotensi bertahan sepenuhnya selama seluruh durasi benda-benda yang diproyeksikan ini.

Enam puluh enam menit setelah bahan yang diaktifkan meninggalkan inangnya, setengah dari virus itu kehilangan fungsinya saat mengudara. Satu jam dan enam menit kemudian, 75% materi virus menjadi tidak aktif.

Baca juga: Ahli: Butuh 1 Tahun untuk Vaksin COVID-19 Dipakai Massal

“Jumlah virus yang layak pada akhir jam ketiga akan turun menjadi 12,5%,” jelas peneliti Neeltje van Doremalen dari fasilitas NIAID Montana di Rocky Mountain Laboratories.

Semua temuan yang diindeks di atas selanjutnya dipengaruhi oleh dua variabel penting, yaitu suhu dan metode intervensi. Suhu kamar memfasilitasi fomites aktif yang paling efektif, dan produk desinfektan yang dibuat dengan setidaknya 60% alkohol menonaktifkan virus dengan cepat.

“Hasil kami menunjukkan bahwa transmisi aerosol dan fomite dari SARS-CoV-2 masuk akal karena virus dapat tetap hidup dan menular di aerosol selama berjam-jam dan pada permukaan hingga sehari (tergantung pada gudang inokulum).”

Para penulis menyimpulkan, temuan ini menggemakan orang-orang dengan SARS-CoV-1, di mana bentuk-bentuk penularan ini dikaitkan dengan penyebaran nosokomial dan peristiwa penyebaran super, dan mereka memberikan informasi untuk upaya mitigasi pandemi. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version