TopCareerID

Awas, Tiba-tiba Kehilangan Indra Penciuman Bisa Jadi Gejala Kena Corona

Ilustrasi. (dok. Medical News Today)

Topcareer.id – Kamu mendadak tak bisa mencium bau atau wewangian? Waspadalah. Jangan-jangan kamu kena corona.

Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan dua gejala utama penyakit Covid-19 yang disebabkan infeksi virus corona adalah batuk yang terus menerus dan suhu badan tinggi di atas 38 derajat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan indikator lain termasuk kelelahan, sakit dan nyeri, hidung tersumbat, sakit tenggorokan dan diare.

Namun sekarang beberapa dokter Inggris menyerukan penambahan penting ke dalam daftar gejala Covid-19 yaitu tiba-tiba kehilangan indra penciuman.

Baca juga: Di Mana Saja Virus Corona Bisa Bertahan Hidup? Dan Berapa Lama?

Data baru yang dikumpulkan oleh para ahli THT Inggris, menunjukkan ketidakmampuan untuk mencium ini mungkin merupakan gejala yang paling pertama dan dapat dimulai dalam beberapa jam.

Banyak orang tampaknya mengabaikan pertanda ini dan melakukan pemulihan sendiri tanpa menyadari mereka memiliki Covid-19. Mereka tetap dianggap sebagai orang dewasa yang sehat dan sistem kekebalannya bisa bereaksi cukup terhadap virus untuk mencegahnya menyebar ke paru-paru di mana dapat menyebabkan pneumonia yang fatal.

Para ahli THT di Inggris memberi peringatan, akibat mengabaikan gejala tersebut beberapa pasien Covid-19 tidak diidentifikasi sebagai terinfeksi atau disarankan untuk melakukan isolasi sendiri, dan mungkin saja bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Baca juga: 4 Cara Cegah Efek Buruk Perubahan Cuaca di Tengah Wabah Corona

“Saya telah melihat peningkatan besar dalam jumlah pasien yang menghadiri klinik saya dengan gejala mengalami kehilangan indra penciuman secara tiba-tiba,” kata Profesor Nirmal Kumar, presiden THT Inggris dan spesialis telinga, hidung dan tenggorokan di Wrightington, Wigan dan Leigh NHS Trust.

Profesor Kumar menasihati pasien yang tidak memiliki penjelasan yang jelas tentang hilangnya penciuman untuk mengisolasi diri setidaknya selama tujuh hari jika mereka memiliki Covid-19, meskipun ini bukan rekomendasi pemerintah saat ini.

Tetapi dokter juga meningkatkan kewaspadaan karena salah satu pengobatan lini pertama untuk anosmia (kehilangan bau total) atau hiposmia (kehilangan sebagian bau) adalah tablet steroid selama seminggu.

Obat-obatan ini membantu meredam segala peradangan yang mungkin menekan saraf penciuman yang ada di kepala yang memproses sinyal bau ke otak. Tetapi steroid juga menekan sistem kekebalan tubuh. Para spesialis THT sekarang jadi takut pasien dengan gejala ini mungkin lebih sulit untuk pulih dari infeksi virus corona jika dokter meresepkan steroid untuk menghilangkan masalah penciuman mereka.

Ahli THT Inggris mengatakan ada bukti dari luar negeri bahwa jumlah pasien Covid-19 yang mengalami gejala ini cukup signifikan. Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Public Health England pada pertengahan Maret, dikatakan: Di Jerman, dilaporkan bahwa lebih dari dua dari tiga kasus yang dikonfirmasi menderita anosmia.

Dan di Korea Selatan, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 mengalami anosmia sebagai gejala utama yang mereka hadapi.

Penjelasan lebih jauh di halaman berikut>>

Gejala anosmia

Hingga 40 persen kasus anosmia disebabkan oleh infeksi virus pada saluran napas akibat flu, sinus atau sinusitis – infeksi saluran sempit di rongga hidung. Tetapi biasanya berkembang setelah infeksi.

Berbeda dengan Covid-19, kehilangan penciuman akan terpengaruh sejak awal, kata Dr Tony Narula, mantan presiden THT Inggris.

“Biasanya, ketika Anda terserang virus flu atau flu, hidung Anda tersumbat dan kehilangan bau karena Anda tidak bisa mendapatkan udara (yang membawa bau itu) ke dalam lubang hidung,” katanya. Covid-19 berbeda. Virus itu menyerang langsung ke saraf penciuman di atap hidung, tepat di antara mata.

Salah satu alasan begitu banyak orang menderita adalah karena saraf ini tidak tertutup oleh jaringan pelindung, sehingga virus menyerang dan menyebabkan peradangan yang menghentikan sinyal bau yang mencapai otak.

Dr. Narula baru-baru ini melihat seorang pasien muda yang mengeluh kehilangan penciuman secara tiba-tiba. Khawatir bahwa itu mungkin tumor yang menekan saraf yang menghubungkan saraf penciuman dengan otak, ia memerintahkan pemindaian kepala pasien.

Sekitar sepuluh hari kemudian, Dr. Narula mulai mendengar laporan tentang pasien Covid-19 yang muncul dengan gejala anosmia, dan langsung mengirimkan email kepada pasien tersebut untuk memberi tahunya. Sejak itu pasien melakukan tes dan dikonfirmasi memiliki virus corona.

Dr. Narula mengatakan sebagian besar pasien Covid-19 pulih sepenuhnya dari kehilangan penciuman mereka dalam waktu empat hingga enam minggu, dan hilangnya kemampuan merasakan makanan yang dilaporkan banyak pasien sebenarnya disebabkan oleh masalah kehilangan indra penciuman.

Seorang juru bicara Departemen Kesehatan Masyarakat Inggris tidak dapat mengatakan apakah anosmia akan ditambahkan ke daftar resmi gejala Covid-19.

“Sekitar 80 persen rasa sebenarnya disebabkan oleh bau, dari aroma di bagian belakang mulut yang beredar ke hidung,” kata Dr. Narula.

“Kami prihatin bahwa kami telah menyoroti masalah ini selama dua minggu terakhir dan Public Health England masih tidak mencantumkan hilangnya indra penciuman secara mendadak sebagai gejala. Kami perlu menyampaikan pesan ini di sana,” katanya. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version