Vorobyov mengatakan ketika ia mulai diseret pergi, dia bertanya apakah dia bisa membawa anjingnya dulu untuk kembali ke rumahnya, yang berjarak sekitar 100 meter dari taman. Namun para petugas tidak ada yang menanggapi permintaannya dan mereka tetap “memutar” lengannya di belakang punggungnya serta “menyeretnya” ke dalam sebuah van, lalu membawanya ke kantor polisi.
“Anjing itu dapat menemukan jalan pulang, dia anjing yang cerdas,” kata Vorobyov.
Sebuah video yang diposting di Twitter menggambarkan insiden itu menunjukkan dua pria memegang kedua lengan Vorobyov sementara anjingnya berlari di sekitar bagian dalam pagar di taman. Akhirnya, dua petugas menyentak dan mendorong Vorobyov ke belakang van sementara anjingnya dibiarkan ditinggalkan di luar sendirian di taman sambil memandangi van.
Vorobyov mengatakan kepada Meduza bahwa meskipun ada perintah lockdown, dia akan terus membawa anjingnya jalan-jalan di dekat kolam dan balai kota karena dia mengatakan lokasi itu tidak ada dalam daftar lockdown pemerintah dan rumahnya berada hanya pada jarak 100 meter dari taman, dimana itu adalah jarak maksimal yang diijinkan dalam peraturan lockdown untuk membawa hewan peliharaan berjalan ke luar rumah.
Baca juga: Ilmuwan China Temukan Nanomaterial Pembasmi Virus Corona
Vladimir Burmatov, anggota parlemen yang mewakili partai Rusia Bersatu pro-Kremlin, meminta jaksa penuntut untuk menyelidiki apakah polisi melampaui wewenang mereka.
Pemerintah telah mengumumkan lockdown pada 26 Maret 2020, melibatkan penutupan semua restoran, kafe, bar, toko, dan taman di kota itu hingga setidaknya 5 April 2020 sebagai bagian dari aturan lockdown. Pada tanggal 2 April 2020, walikota Moskow menandatangani undang-undang yang memberlakukan denda bagi mereka yang melanggar aturan di kotanya.
“Pembatasan ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern Moskow dan akan menciptakan banyak ketidaknyamanan bagi kehidupan sehari-hari setiap orang. Tapi percayalah, itu mutlak diperlukan untuk memperlambat penyebaran infeksi virus corona dan mengurangi jumlah kasus.” Kata Sobyanin. *
Editor: Ade Irwansyah