TopCareerID

Tiga Fase Serangan Virus Corona pada Paru-paru

varian covid-19

Ilustrasi virus corona. (dok. BBC)

Topcareer.id – Pandemi global virus corona telah membuat sibuk para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia untuk memahami segala sesuatu tentang penyebab penyakit Covid-19 ini.

Penelitian untuk menciptakan antivirus masih terus berjalan termasuk juga pengamatan bagaimana virus corona melakukan perjalannya untuk bisa masuk ke tubuh orang yang dijangkitinya.

Dikutip dari Clickorlando.com, konsensus umum di antara para ahli adalah bahwa virus corona disebarkan melalui kontak orang-ke-orang dan dengan melakukan kontak pada benda dan permukaan yang terkontaminasi.

Kontak orang-ke-orang melibatkan tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Tetesan itu dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya dangan jarak satu setengah meter, atau mungkin terhirup ke paru-paru. Itulah sebabnya setiap orang perlu mengenakan masker.

Baca juga: Paru-Paru Jadi Organ Paling Terdampak Akibat Virus Corona

Cara virus itu melakukan perjalanan dan menyerang tubuh untuk membuat orang sakit masih terus diselidiki juga. Kelompok Penasihat Ilmiah dan Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa corona bisa mereplikasi dirinya sendiri di dalam sistem pernapasan bagian atas tubuh manusia, ini menjadikan tetesan dari batuk dan bersin orang yang terinfeksi sebagai cara efektif untuk menyebarkan penyakit.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah menemukan bahwa orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar virus pada awal infeksi dengan masa inkubasi sekitar 5,1 hari.

Setelah perjalanan virus corona mencapai ke saluran pernapasan atas seseorang den menginfeksinya, tubuh orang tersebut akan melakukan serangan terhadap virus tersebut di mana sel-sel kekebalan tubuh akan menargetkan corona sebagai musuh.

Selama antibodi tubuh melakukan serangan ini, orang mungkin akan merasakan gejala demam, kelelahan dan batuk kering. Ahli medis mengatakan beberapa orang mungkin mengalami batuk yang produktif atau “basah”, tetapi kemungkinannya lebih kecil daripada batuk kering.

Tahapan serangan virus corona

WHO melaporkan corona menyerang paru-paru dalam tiga tahap yakni: replikasi virus, hiperreaktivitas imun, dan perusakan paru-paru. WHO juga melaporkan bahwa tidak semua orang melalui semua tahap infeksi, dan temuan awal menunjukkan bahwa sekitar 82% dari infeksi tetap ringan.

Perjalanan awal corona pertama kali memasuki tubuh, kemudian mulai mereplikasi dirinya sendiri dengan cepat di paru-paru, lalu menciptakan tahap replikasi virus.

Virus itu menyerang sel-sel paru-paru yang menciptakan masalah pernapasan, akhirnya mengisi saluran udara pasien dengan cairan sehingga orang yang terinfeksi bisa mengalami pneumonia atau sesak napas, menurut WHO.

Baca juga: Kenapa Pasien Covid-19 yang Parah Butuh Ventilator?

Fase kedua, hiperreaktivitas imunitas yang terjadi selanjutnya. Ini adalah ketika sistem kekebalan tubuh secara overdrive membombardir paru-paru dengan sel-sel kekebalan dalam upaya untuk memperbaiki jaringan paru-paru. Menurut para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, ketika jenis respons ini aktif, sel-sel kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan dan merusak jaringan yang sehat. Ini juga dapat memperburuk gejala fisik.

Fase respons ketiga, kerusakan paru-paru mulai berlanjut, sangat mirip dengan perkembangan penyakit SARS, menurut WHO. Pada kasus COVID-19 yang parah, kegagalan pernapasan dapat dimulai dan pasien mungkin memerlukan bantuan ventilator untuk bernafas. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version