TopCareerID

Plasma Orang yang Sembuh dari COVID-19 Bisa Jadi Obat Efektif

virus corona varian delta

Virus Corona

Topcareer.id – Berbagai upaya dilakukan untuk menahan serangan wabah virus corona baru COVID-19. Mulai dari tindakan pencegahan hingga pembuatan obat atau vaksin. Salah satu bentuknya adalah plasma orang yang sembuh dari COVID-19.

CEO Klinik Mayo Dr. Gianrico Farrugia mengatakan, koalisi mitra kesehatan dan industri memandang plasma dari seseorang yang sembuh dari COVID-19 sebagai pengobatan potensial untuk virus corona.

“Para ilmuwan dan dokter di seluruh dunia berlomba menemukan perawatan baru untuk COVID-19. Inisiatif plasma pemulihan adalah salah satu opsi ini,” kata Farrugia, dikutip dari laman CNBC.

Baca juga: Kita Wajib Belajar dari Korea Selatan Bendung Penyebaran Virus Corona

Food and Drug Administration mengumumkan bahwa Mayo Clinic akan memimpin inisiatif dalam menguji efektivitas plasma konvalesen pada pasien COVID-19.

Menurut Farrugia, pengobatan macam ini sudah ada selama lebih dari 100 tahun dan digunakan selama pandemi flu 1918. The Food and Drug Administration (FDA) Amerika menyetujui pengobatan itu untuk pasien virus corona pada bulan Maret.

Plasma pemulihan melibatkan pengumpulan plasma darah dari seseorang yang telah pulih dari COVID-19. Ini kemudian ditransfusikan ke seseorang yang terinfeksi virus dengan harapan antibodi dari orang yang pulih dapat membantu orang yang sakit.

“Antibodi itu dapat menetralkan virus atau menyebabkan respons kekebalan,” kata Farrugia.

Baca juga: Kapan Vaksin Virus Corona Siap Digunakan?

Jika pengobatan terbukti efektif, itu dapat digunakan untuk mencegah pasien dari sakit parah karena virus. Pengobatan ini juga dapat diberikan kepada orang yang berisiko seperti petugas kesehatan di garis depan, sehingga bisa membuat mereka kebal dari virus selama beberapa bulan.

Farrugia menambahkan, Koalisi Mayo Clinic, yang menganggap Palang Merah Amerika sebagai mitra, sekarang memiliki lebih dari 100 situs yang bekerja untuk mengimplementasikan plasma pemulihan sebagai pengobatan untuk pasien.

“Ini benar-benar berbicara tentang kolaborasi yang diperlukan dalam pandemi seperti COVID-19,” katanya.

Baca juga: Amerika Serikat dan China Berlomba Bikin Vaksin Virus Corona

Mayo Clinic juga merilis tes serologi pada Senin yang menggunakan darah pasien untuk menganalisis antibodi dan menentukan apakah pasien telah terpapar virus.

“Kita perlu menjawab pertanyaan yang telah diajukan berkali-kali: Berapa banyak orang di negara ini yang terpapar, terinfeksi COVID-19? Tes serologi memungkinkan kami untuk menjawab pertanyaan itu,” kata Farrugia.

Menurut Farrugia, tes serologi memiliki potensi kegunaan lain. Jika ia menemukan bahwa paparan itu juga memberi kekebalan, maka juga dapat digunakan untuk menentukan siapa yang sekarang kebal.

Mayo Clinic sekarang fokus untuk membuat tes serologi tersedia dalam skala luas. Farrugia mengatakan tes serologi tidak boleh menggantikan tes yang sudah ada di pasar, termasuk tes molekuler, yang mencari bukti infeksi aktif.* (RW)

Exit mobile version