Topcareer.id – Denmark mulai membuka kembali sekolah pada hari Rabu (15/4) lalu setelah penutupan selama sebulan akibat pandemi virus corona. Ini membuat Denmark menjadi negara pertama di Eropa yang melakukannya.
Taman kanak-kanak dan sekolah dasar dibuka kembali setelah ditutup pada 12 Maret dalam upaya untuk mengekang epidemi Covid-19.
Namun yang dibuka baru sekitar 35 persen sekolah di Kopenhagen, karena yang lain masih meminta lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan yang masih berlaku. Semua diharapkan dibuka kembali pada 20 April.
Di pusat ibu kota Kopenhagen, murid-murid disambut oleh guru-guru mereka yang mengibarkan bendera Denmark. Anak-anak dengan cepat masuk ke ruang kelas yang telah ditata ulang dan dirancang untuk mematuhi pedoman sanitasi baru yang ketat.
Baca juga: Tak Penuhi Standar Eropa, Ratusan Ribu Masker Buatan China Ditarik
Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen melakukan kunjungan kejutan ke Lykkebo Skole di Valby di luar Kopenhagen untuk menonton acara tersebut.
“Saya sangat terkesan,” katanya kepada penyiar berita TV2. “Anak-anak sangat senang melihat teman sekelas mereka lagi.”
Dia kemudian menulis tentang kunjungannya di halaman Facebook-nya. “Beberapa anak menggambarkan betapa sulitnya untuk tidak bisa memeluk sahabat mereka hanya karena bahagia untuk bertemu mereka lagi,” tulisnya. “Itu sesuatu yang bisa aku mengerti.”
Pada awal April, pemerintah mengumumkan bahwa sekolah akan dibuka kembali “dengan syarat semua orang menjaga jarak dan mencuci tangan mereka.”
Tetapi sementara sekolah secara bertahap dibuka kembali, bar, restoran, salon dan panti pijat, pusat perbelanjaan serta diskotik masih tetap ditutup, dan pertemuan lebih dari 10 orang juga masih dilarang.
Sekolah diminta untuk memastikan bahwa jarak dua meter dipertahankan antara meja di ruang kelas dan harus diatur untuk kelompok kecil.
Kesulitan para guru adalah mereka harus memastikan bahwa murid-muridnya tidak berkerumun atau berkelompok saat berada di dalam dan luar kelas.
Beberapa orang tua menentang pembukaan kembali sekolah, dengan alasan masalah kesehatan. Sebuah petisi yang bertajuk “Anak saya bukan kelinci percobaan” telah mengumpulkan sekitar 18.000 tanda tangan.
Menurut penyelenggara petisi, “anak-anak dapat dengan mudah membawa penyakit tanpa jatuh sakit.”
Siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas akan melanjutkan kelas learning from home dan akan kembali masuk sekolah pada 10 Mei.
Hingga hari Jumat (17/4), Denmark telah memiliki 6,879 kasus yang dikonfirmasi positif COVID-19 dengan 321 kematian dan sebanyak 3,023 sembuh. *
Editor: Ade Irwansyah