TopCareerID

Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Menikahi Duda

Ilustrasi. (dok. Yahoo Lifestyle/Cosmopolitan)

Topcareer.id – Jodoh rahasia Tuhan. Kita tak tahu siapa jodoh sampai kita bertemu dengannya. Bagaimana bila jodoh kamu adalah seorang duda? Hm, menikahi duda. Pernah terpikirkah oleh kamu para gadis?

Well, menikahi duda, bukan sesuatu yang salah. Hanya tidak umum dilakukan atau tidak umum sebagai suatu cita-cita atau impian pernikahan seorang dara. Oleh karena itu, ketika ada seorang anak perempuan memberi kabar, bahwa dia tengah menjalin hubungan dengan seorang pria berstatus duda, pihak orangtua kerap khawatir.

Umumnya di masyarakat kita, sekalipun (seorang gadis) harus menikah dengan duda, sebaiknya dengan duda karena istri lamanya meninggal. Tetapi sekarang ini, lebih banyak duda (atau janda) karena perceraian. Itu yang membuat (pilihan) menikah dengan duda semakin menerbitkan kekhawatiran.

Hal ini terkait dengan kemungkinan risiko yang akan muncul di waktu kelak setelah menikahi duda.

Baca juga: Little Women dan Keputusan Perempuan untuk Menikah atau Tidak

Menjadi duda karena bercerai berarti masih ada si mantan istri di luar sana yang mungkin akan kembali ke kehidupan si lelaki. Hal ini bisa menjadi”ancaman” melebihi keberadaan anak-anak dari perkawinan terdahulu.

Misalnya, ada duda yang mengatakan kalau perceraiannya dilakukan baik-baik, tidak mustahil mereka akan kembali dekat dengan baik-baik pula. Seperti sebuah perasaan hati yang belum tuntas, terlebih jika disertai keinginan untuk kembali bersatu.

Namun, seandainya jalan hidup di depan mata memang sebuah pernikahan dengan duda, ada beberapa hal yang patut diperhatikan, sekaligus menjadi cara untuk meyakinkan orangtua.

Cari tahu lebih jauh di halaman berikutnya>>

Status cerai sudah jelas

Ketika sedang pendekatan dengan seorang duda, pastikan status dudanya sudah benar-benar jelas dan tidak lagi mengandung perselisihan. Kamu tidak bisa melihat ini hanya pada permukaan, melainkan termasuk kepada hal-hal yang tersembunyi di dalam.

Bukan hanya soal putusan cerai pengadilan, tetapi juga tentang perasaan hati. Apakah benar-benar sudah selesai hubungan kasih di antara mereka?

Baca juga: UU Unik di Luar Negeri: Hak Menikahi Orang Mati hingga Larangan Lupa Ultah Istri

Telusuri penyebab perceraian

Ada dua macam perceraian dilihat dari siapa yang menggugat. Ada yang bercerai karena gugatan suami, ada yang bercerai karena gugatan istri. Lalu, apakah perceraian terjadi karena perselingkuhan atau karena ketidakcocokan semata sehingga pasangan sepakat berpisah?

Soal perselingkuhan, ketahui baik-baik pihak manakah yang telah berselingkuh. Misalnya yang selingkuh adalah istri terdahulu, wanita yang akan menjadi pengganti boleh lebih tenang.

Umumnya, lelaki yang dikhianati tidak akan melakukan hal serupa. Nah, sebaliknya, jika penyebab perceraian terdahulu adalah karena si suami yang berselingkuh, ada kemungkinan dia melakukannya lagi padamu.

Cari tahu lebih jauh di halaman berikutnya>>

Lihat di mana anak-anak tinggal

Melihat siapa yang mengasuh dan tinggal bersama anak-anak bisa menjadi salah satu indikator tentang “siapa yang bersalah”. Normalnya anak-anak kasus perceraian di bawah usia 17 tahun akan tinggal bersama ibu.

Ayah hanya akan diberi ijin mengunjungi sesekali atau sesuai kesepakatan. Jika anak-anak tinggal bersama ayah, bisa jadi ada sesuatu yang fatal pada ibu mereka.

Sebaliknya, jika mendapati duda yang sama sekali tidak mendapat ijin bertemu anak-anaknya, perlu diwaspadai kemungkinan adanya “masalah” pada si suami yang menyebabkan putusan pengadilan demikian.

Baca juga: Ini Ciri-ciri Pria Siap Menikah. Ada di Pacar Kamu?

Alasan yang mantap

Sebelum meyakinkan orangtua atas jodoh pilihan, kamu harus meyakinkan diri sendiri tentang “mengapa memilih dia yang seorang duda?” Jangan sampai alasan yang ada dalam pikiran kamu adalah faktor kemapanan ekonomi atau daya tarik fisik semata. Alasannya harus lebih dari itu.

Bagaimana pun, menikah dengan duda merupakan pilihan yang berat. Perbedaan usia, perbedaan kematangan, perbedaan pengalaman, dan sebagainya bisa menjadi kendala di kemudian hari. Apalagi duda yang menjadi pilihan telah dikaruniai anak dari pernikahannya terdahulu.

Seorang perempuan yang akan menikah dengan duda harus memiliki keteguhan niat dan kesiapan mental. Lakukan proses penjajakan yang cukup dan juga mendalam.

Lamanya proses relatif, tergantung kualitas pendekatan. Jika calon suami sudah memiliki anak, dekati anak-anak dengan cara yang tidak berlebihan atau terkesan memaksa, dan terutama, pendekatan terhadap anak-anak harus dibarengi niatan tulus. Maka menikahi duda, tidak menjadi masalah. * Diolah dari berbagai sumber

Exit mobile version