Topcareer.id – Singapura, yang memiliki salah satu populasi terkecil di Asia, muncul dengan jumlah kasus virus corona terbesar di kawasan ini setelah dua negara terpadat di dunia, China dan India.
Negara itu melaporkan 931 kasus baru pada Minggu (26/4/2020), dengan jumlah total infeksi melebihi 13.000, menyusul Jepang. Pada Selasa (28/4/2020) pagi, jumlahnya sudah menjadi 14.423. Hanya China dan India yang memiliki lebih banyak kasus di Asia.
Mayoritas infeksi terjadi di antara pekerja migran yang tinggal di asrama. Hal ini menghadirkan kemunduran besar untuk keberhasilan awal dalam mengendalikan penyebaran virus. Sebelumnya, Singapura dipuji sebagai salah satu negara yang berhasil menangani penyebaran corona.
Baca juga: Langgar Social Distancing, Ratusan Orang di Singapura Didenda Rp 3,3 Juta
Warga negara dan penduduk tetapnya hanya terdiri dari 15 kasus baru per Minggu, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan, Minggu, dikutip dari Bloomberg.
Pekan lalu, kota berpenduduk sekitar 5,7 juta orang ini memperpanjang lockdown-nya empat minggu lagi hingga 1 Juni untuk mencegah wabah. Dikenal sebagai “pemutus sirkuit,” langkah-langkahnya termasuk menutup sekolah, menutup bisnis yang tidak penting dan membatasi pekerja asing di asrama mereka.
Singapura bersiap untuk kontraksi ekonomi yang lebih tajam tahun ini dari perkiraan sebelumnya tentang penurunan sebanyak 4%, karena pandemi virus corona terus menyebar secara global dan mengganggu rantai pasokan.
Negara-kota itu “sangat mungkin” melihat penurunan PDB yang lebih tajam, Menteri Perdagangan dan Industri Chan Chun Sing mengatakan dalam sebuah wawancara pada Kamis (23/4/2020) mengatakan, ketika wabah global mengarah ke “masalah yang lebih serius”.
Namun, tidak ada satu pun kasus dari wabah terbaru di asrama yang memerlukan perawatan intensif karena pekerja migran umumnya masih muda dan gejalanya ringan, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan pada 21 April. Negara ini juga memiliki salah satu tingkat kematian terendah dari pandemi dengan total 14 kematian hingga Selasa ini. *
Editor: Ade Irwansyah