Topcareer.id – Beberapa orang mengklaim bahwa menghindari makanan, atau berpuasa selama terinfeksi flu atau pilek bisa membantu tubuh untuk sembuh.
Puasa memaksa tubuh untuk mengandalkan simpanan energinya dalam mempertahankan fungsi normalnya. Pilihan pertama tubuh kamu untuk bertahan saat berpuasa adalah glukosa, yang sebagian besar ditemukan sebagai glikogen di hati dan otot.
Setelah glikogen kamu habis, yang umumnya terjadi setelah 24-48 jam, tubuh akan mulai menggunakan asam amino dan lemak untuk energi yang kamu perlukan.
Sejumlah besar lemak yang digunakan sebagai sumber bahan bakar akan menghasilkan produk sampingan yang disebut keton, yang dapat digunakan tubuh dan otak sebagai sumber energi.
Menariknya, satu keton tertentu, yakni beta-hydroxybutyrate (BHB), diamati bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti di Yale School of Medicine, Amerika Serikat mengamati bahwa sel-sel kekebalan manusia pada BHB dalam jumlah yang diharapkan, akan ditemukan dalam tubuh setelah 2 hari berpuasa. Ini akan menghasilkan respons berupa berkurangnya peradangan.
Selain itu, penelitian terbaru pada tikus dan manusia juga menunjukkan bahwa puasa dapat mendorong tubuh untuk mendaur ulang sel-sel kekebalan yang rusak, yang memungkinkan regenerasi sel-sel sehat.
Mengapa berpuasa bisa membantu kamu sembuh dari pilek atau flu?
Gejala pilek dan flu biasa dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Terinfeksi virus ini menurunkan pertahanan tubuh terhadap bakteri, yang meningkatkan peluang tubuhmu untuk secara simultan mengembangkan infeksi bakteri.
Menariknya, ada penelitian untuk mendukung gagasan bahwa kurangnya nafsu makan yang sering kamu rasakan selama beberapa hari pertama saat mengalami suatu penyakit, adalah adaptasi alami tubuh untuk melawan infeksi.
Berikut adalah tiga hipotesis yang mencoba menjelaskan mengapa ini mungkin benar.
- Dari sudut pandang evolusi, kurangnya rasa lapar menghilangkan kebutuhan untuk menemukan makanan. Ini menghemat energi, mengurangi kehilangan panas dan pada dasarnya memungkinkan tubuh untuk fokus hanya pada melawan infeksi.
- Tidak makan membatasi pasokan nutrisi pada tubuh seperti zat besi dan seng, yang dibutuhkan agen penular untuk tumbuh dan menyebar.
- Kurangnya nafsu makan yang sering disertai infeksi adalah cara untuk mendorong tubuh menghilangkan sel yang terinfeksi melalui proses yang dikenal sebagai apoptosis sel.
Selain manfaat potensial puasa terhadap infeksi virus dan bakteri, puasa juga dapat membantu kondisi medis berikut:
Diabetes Tipe 2
Puasa dapat memiliki efek positif pada resistensi insulin dan kadar gula darah untuk beberapa individu.
Stres oksidatif
Puasa dapat membantu mencegah penyakit dengan membatasi stres oksidatif dan peradangan.
Kesehatan jantung
Puasa dapat mengurangi faktor risiko penyakit jantung seperti kelebihan berat badan, kolesterol, tekanan darah, dan trigliserida.
Kesehatan otak
Penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa puasa dapat melindungi diri dari penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer, Parkinson dan Huntington.
Kanker
Puasa dapat melindungi pasien kanker dari kerusakan kemoterapi dan meningkatkan efektivitas pengobatan.
Editor: Feby Ferdian