Topcareer.id – Mayoritas umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia merayakan Hari Raya Idul Fitri pada hari Minggu, 24 Mei 2020. Namun beberapa negara seperti India, Nepal dan Bangladesh baru merayakan hari ini, Senin (25/5/2020).
Perayaan Idul Fitri 1441 H memang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Di masa pandemi COVID-19 hampir semua negara memberlakukan aturan yang sama yakni melaksanakan Shalat Idul Fitri di rumah.
Seperti yang dialami oleh seorang warga negara Indonesia yang berada di New Delhi, India. Untuk pertama kalinya ia merayakan Idul Fitri tidak di Jakarta, melainkan merayakannya sendirian di negara orang.
“Dalam 5 tahun bertugas di WHO regional Asia Tenggara di New Delhi, baru kali ini saya tidak di Jakarta waktu Idul Fitri. Tentu karena COVID-19, dan India masih total lockdown bahkan seri ke 4.0, sudah lebih dari 2 bulan. Semua bandara tutup, dan semua masjid juga ditutup, mall dan tempat keramaian tutup total.”
Pada masa sebelum pandemi, perayaan Idul Fitri di India memang tak semeriah seperti di Indonesia, apalagi di tengah lockdown pandemi COVID-19.
Baca Juga: Kisah WNI Yang Alami Lockdown 4.0 Di India
“Walaupun hari ini adalah Idul Fitri disini (India), tapi memang tidak terdengar suara takbir, dan masjid memang tutup walau suara azan terdengar sayup sayup.”ungkap Direktur Penyakit Menular WHO Regional Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama kepada Topcareer.id melalui keterangan resminya, Senin (25/5/2020).
Perdana Menteri India Narendra Modi tadi pagi menyampaikan selamat Idul Fitri 1441 H kepada warga muslim negaranya. Populasi umat muslim di India sekitar 15-20 % dari total 1,3 miliar penduduk India, lanjutnya.
Tjandra yang hanya seorang diri merayakan Idul Fitri di New Delhi, mengisahkan pengalaman pertamanya.
“Tetangga saya kebetulan seorang ibu muslim berusia hampir 90 tahun. Barusan anak-anaknya datang berkunjung ke rumah ibu ini. Anak laki-laki memakai baju kurta India (hampir seperti baju koko penuh sulaman, tapi panjang hampir selutut). Atas bawah putih dan masker putih juga, unik juga. Sementara yang wanita bajunya berwarna warni tidak putih.”kata Prof Tjandra.
“Saya di kasih makanan oleh mereka, Alhamdulillah, jadi ngerasain makanan lebaran India, Saviyan”ungkap Prof Tjandra.
Lebih lanjut Mantan DirJen P2P Kemenkes dan Mantan Kepala Balitbangkes Republik Indonesia ini menceritakan ketika siang hari ada beberapa orang bawa gendang dan berjalan dari rumah ke rumah yang muslim, lalu memainkan gendangnya cukup keras dan tentu gaya India. Setelah itu dikasih tip ala kadarnya.
“Karena hanya ada beberapa rumah yang muslim maka hanya kedengaran beberapa kali pukulan gendangnya, sekarang sudah sepi lagi.”ujar Prof Tjandra.*