Topcareer.id – Baru-baru ini, sebuah studi menemukan tanda-tanda kerusakan pada plasenta wanita hamil yang terpapar Covid-19.
Para peneliti memeriksa plasenta dari 16 wanita hamil yang dites positif Covid-19. Mereka menemukan plasenta yang mengandung gumpalan darah dan menunjukkan tanda-tanda aliran darah abnormal antara ibu dan bayi.
Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kerusakan ini benar-benar mempengaruhi hasil kelahiran. Pasalnya, sebagian besar wanita dengan virus corona masih bisa melahirkan bayi yang sehat.
Selain itu, penelitian ini juga tidak membuktikan bahwa Covid-19 berada di belakang kelainan plasenta tersebut. Apalagi, setengah dari wanita hamil tanpa Covid-19 yang diperiksa, juga menunjukkan tanda-tanda cedera tersebut.
“Placenta dibangun dengan sejumlah besar redundansi,” kata rekan penulis studi Dr. Emily Miller, asisten profesor kebidanan dan kandungan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg School of Medicine di Chicago, dalam sebuah pernyataan.
“Bahkan dengan hanya setengahnya yang berfungsi, bayi sering benar-benar baik-baik saja.” ujarnya seperti dikutip dari livescience.com, Jumat (29/5/2020).
Baca juga: Tanpa Lockdown, Jepang Berhasil Atasi Wabah Covid-19. Ini Penjelasannya
Sebagai catatan, sebagian besar dari wanita tersebut memiliki kehamilan normal dan melahirkan bayi yang tampaknya sehat secara jangka panjang. Para peneliti pun mencatat bahwa bahkan dengan sebagian plasenta yang rusak, mereka tetap dapat memasok bayi dengan nutrisi yang cukup.
Meski begitu, Miller menambahkan “ada risiko bahwa beberapa kehamilan dapat dikompromikan.” Temuan ini menyarankan perlunya memonitor lebih intens pada wanita hamil dengan Covid-19.
Pemantauan termasuk ultrasonik untuk mengukur pertumbuhan janin, dan tes non-stres yang memeriksa seberapa baik plasenta mengirimkan oksigen.
Namun, para ahli yang tidak terlibat dengan penelitian ini lagi-lagi menyatakan bahwa banyak penyakit lain dalam kehamilan yang dapat menyebabkan cedera yang sama dengan plasenta, sehingga masih terlalu dini untuk menganggap cedera disebabkan oleh Covid-19.