TopCareerID

Pemerintah Kembangkan Vaksin Corona. Sudah Sejauh Mana?

Ilustrasi

Topcareer.id – Seiring dengan meluasnya wabah corona di berbagai negara, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek BRIN), Bambang PS Brodjonegoro memperkirakan harga vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan dari luar negeri akan melambung tinggi.

“Saya yakin meskipun nanti ada beberapa perusahaan yang menemukan vaksin, meskipun mereka mengklaim bisa memproduksi satu miliar ampul setahun. Tapi tidak ada jaminan Indonesia akan langsung bisa mendapatkan atau kalaupun kita bisa membeli langsung, ada kemungkinan harganya tidak bisa harga yang normal,” ungkapnya melalui aplikasi telekonferensi pada Selasa (9/4/2020).

Hal inipun membuat Menristek BRIN langsung membentuk tim pengembangan vaksin nasional yang beranggotakan seluruh kementerian yang terkait.

Baca juga: (in-depth) Kala Vaksin Corona Tersedia, Apa Orang Kaya Bakal Dapat Lebih Dulu?

“Tujuannya adalah kita ingin mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat agar tidak tertinggal dibanding negara lain. Kemudian kita juga mengembangkan vaksin dari Indonesia sendiri yang kita harapkan akan efektif terutama untuk virus yang beredar di Indonesia,” ujarnya.

Bambang mengaku saat ini pengembangan tersebut dalam tahap untuk mengidentifikasi protein yang nantinya diujicobakan terhadap virusnya.

Bila merujuk pada tahapan pembuatan vaksin, tahapan tersebut masih awal sekali. Setelah dibuat dan diuji coba di lab, vaksin harus melalui tiga fase uji coba pada manusia. Amerika, Inggris dan China telah mengatakan vaksin corona yang mereka kembangkan mulai diuji coba pada manusia. Diperkirakan, vaksin yang dibuat tiga negara tersebut bakal selesai diuji coba akhir tahun ini. Baru kemudian diproduksi massal.

Bambang mengklaim jika berhasil menemukan vaksin dari pendekatan ini, hampir bisa dipastikan vaksin ini akan ampuh terhadap virus yang beredar di Indonesia.

“Selain yang dikembangkan di Indonesia kita juga bekerja sama dengan China dan Korea Selatan. Namun kelemahan transfer teknologinya hanya di produksinya saja tapi transfer teknologi di penemuan vaksin tidak bisa dilakukan,” pungkasnya. *

Editor: Ade Irwansyah Sumber

Exit mobile version